05 November 2009

~ Aku Ingin Mati ~

Pada suatu hari ada seorang laki-laki yang datang kepada seorang ustad. Laki-laki ini berwajah sangat kesal dan uring uringan. Jiwanya serasa sudah tidak bergairah lagi.
“Pak Ustad, tolong saya . Saya ingin mati.”
Mendengar keluhan tersebut si ustad kaget dan bertanya.
“Memangnya kenapa anak muda?”
Laki-laki itu menceritakan apa yang dia rasakan.
“Saya sudah bosan dengan hidup, bosan dengan segala permasalahan yang saya alami dan saya bosan dengan lingkungan saya.”
Sang ustad kemudian tersenyum lalu pergi kedalam rumah untuk mengambil sesuatu. Tak lama kemudian iapun keluar dengan membawa segelas air putih. Diberikan gelas itu kepada laki laki tersebut.
“Bawalah dan minumlah. Ingat ketika kau meminum satu teguk berarti waktu hidupmu tinggal satu hari lagi dan kau tidak bisa memanjangkan umurmu lagi.”
Laki-laki itu sangat senang. Dia bersorak gembira dan melangkah dengan cepat menuju mobilnya. Sesampainya dirumah dia langsung meminum air putih yang konon dapat mempercepat kematiannya.
Setelah meminum satu teguk dia pun berfikir, “Hari ini adalah hari terakhirku didunia, aku harus memanfaatkan waktu”. Kemudian dia pergi kekantornya karena kebetulan dia adalah pemilik perusahaan ternama. Begitu datang dikantor dia menyalami semua pekerjanya tak memandang apakah dia pekerja rendahan atau bukan. Dia menyapa dengan sapaan begitu ramah yang mungkin tidak pernah ia lakukan sebelumnya. Karena ia sadar bahwa besok ia akan mati. Karyawan nya merasa senang dengan perubahan sikap bosnya tersebut. Mereka pun memberi penghormatan yang baik .
Ketika laki-laki itu pulang kerumah dia melihat istrinya menunggunya dirumah. Dihampiri sang istri tersebut kemudian diciumnya kening istrinya itu. Sang istri kaget dengan perubahan sikap sang suami, tapi ia merasa senang karena tak pernah diperlakukan seperti itu. Seharian mereka berubah seperti layaknya pengantin baru. Keesokan harinya ia merasa sayang akan kehidupannya dan berubah pikiran tidak ingin mati. Ia panik. Tapi ia tidak tahu harus berbuat apa lagi, karena ‘air kematian’ itu telah ia minum. Ia pun kemudian teringat ustad yang memberinya air. Ia datang kesana sambil menangis.
“Ustad, tolong berikan saya penawarnya, saya tidak ingin mati”.
“Kenapa?” sang ustad tersenyum
“Kehidupan saya kemaren begitu indah, saya tidak ingin meninggalkannya sekarang. Saya masih ingin merasakannya lagi. Tolong beri saya penawanya.”
Laki-laki tersebut merengek ketakutan. Kemudian sang ustad menepuk pundaknya seraya berkata.
“Anak muda, kau tak perlu penawanya karena itu hanya air putih biasa. Kematian itu hanyalah sugesti yang kau buat sendiri. Jadi kau masih bisa hidup sampai ajal benar-benar menghampirimu.”
seketika itu laki-laki tersebut senang. Dia pun kembali kerumah dengan damai. Ia jalani kehidupannya dengan kebahagiaan. Dia berusaha memberikan yang terbaik yang ia punya kepada orang lain. Saat kita memberi kebaikan pada orang lain, sebenarnya kita memberi kebaikan pada diri kita sendiri. Have a nice day

*Cerita dari seorang sahabat. Thanks friend. Kau mengajariku untuk terus berbagi.*

No comments:

Post a Comment

Leave comment