02 November 2012

..:: KUN..... FAYAKUN ::..

"Ga nyangka ya mbak yu srintil sekarang bisa sakit sampai separah itu. Tubuhnya sudah tidak kuat lagi untuk berdiri. Jangankan berdiri, la wong duduk saja dia harus dibantu". Ujar minati disela-sela memetik sayur kangkungnya di bale rumah.
"Iya ya ti, padahal dulu ketika masih muda, suemok.. lemu tur ayu. Mana mau dia bergaul sama orang kere kayak kita". Sulastri menyambung.
"Hukuman buat mbak yu srintil paling... ingat ndak waktu muda dia sombong ga ketulungan. Sering menghina orang-orang sekampung. Parahnya lagi dia tega ngusir ibunya sendiri. Apa kalian ndak tau, mak ijah sampai sekarang masih hidup sendiri di kamar kecil samping gang ku. Mbak yu srintil ndak pernah njenguk atau main kerumah ibunya. sekarang dah dibalik semua. mak blek karo Gusti Allah".
Komija pun turut mengomentari.
"Andai saja bulek srintil mau meminta maaf pada mak ijah. Mungkin Allah langsung menyembuhkan sakitnya ya lek". aku yang sedari tadi hanya mendengar pun ikut serta dalam pembicaraan itu.

Akhir - akhir ini bulek srintil memang jadi pembicaraan hangat dikampungku mengenai penyakit yang diidapnya. Pihak dokter sudah angkat tangan, karena menurut pemeriksaan bulek srintil sehat secara medis. Namun seiring hari berganti tubuhnya semakin kurus bahkan sekarang tinggal tulang yang diselimuti kulit kuning langsatnya. Ia pun tak bisa lagi beraktifitas.  Banyak desas desus berkembang seputar penyakitnya. Kebanyakan masyarakat berkata kalau penyakitnya adalah balasan atas sikap dan kelakuan bulek di masa muda. Disaat dia masih di manja uang oleh yang Maha punya uang. Memang sudah menjadi rahasia umum kalau bulek srintil jsemasa muda adalah orang yang sangat kikir, gemar mencemooh warga sekitar yang tak 'selevel' dengannya. Bahkan saudara dan orang tua kandungnya pun dimusuhi. sampai sekarang mak ijah hanya tinggal sebatang kara di samping rumah bulek srintil. hanya sepetak kamar tempat orang tua itu menghabiskan masa senjanya. Masa senja yang ia harap bisa ia habiskan dengan cucu dan cicitnya. Apalah daya hanya menjadi kamar ratapan saja. 

Aku jadi teringat nasihat dari mbah di kampung halamanku. 
"Nduk, jangan lupa lima sebelum lima ya. Sehat sebelum sakit, muda sebelum tua, lapang sebelum sempit, kaya sebelum miskin, dan hidup sebelum mati. Karena jika Allah sudah bilang 'KUN'....'FAYAKUN'".

Berkaca pada bulek srintil, membuatku mengingat pesan mbah lagi. apapun bisa terjadi jika Allah sudah berkehendak. semoga di sisa hidup ini bisa semakin bermanfaat untuk orang lain. amin

No comments:

Post a Comment

Leave comment