08 September 2009

Musik dan adik-adik


Musik sepertinya tidak asing lagi di telinga kita. Setiap hari beberapa stasiun televisi menjadikan acara musik sebagai acara favorit mereka bahkan ada yang mencapai rating tertinggi. Di kalangan masyarakat sendiri, musik ibarat kebutuhan pokok. Katanya kalo ga denger musik sekali saja, telinga rasanya ada yang kurang.
Perkembangan musik pun sangat pesat , dapat dilihat dari menjamurnya nama – nama band baru atau penyanyi solo baru walaupun nantinya seleksi alam yang lagi – lagi menentukan mana penyanyi yang memang benar – benar berkualitas tak hanya sekedar muncul namun tenggelam dengan cepat.

Namun perkembangan musik yang pesat ini tak diiringi dengan perkembangan lagu yang “Mendidik”.
Di masyarakat terdapat sekat sekat penikmat musik, mungkin jika diklasifikasikan dengan sederhana ada anak – anak, ada remaja, ada dewasa dan ada orang tua. Walaupun yang mendominasi mendengarkan musik mungkin kalangan remaja dan dewasa. Namun tak menutup kemungkinan bukan bahwa sekat yang tidak tersebut tadi juga menjadi penikmat musik terbesar. Sebut saja anak – anak. Dulu sewaktu saya masih kecil sekitar tahun 90-an banyak penyanyi cilik yang berkualitas. Ada Joshua yang terkenal dengan lagu cit cit cuit, trio kwek kwek dan lain – lain. Lagu yang mereka usung pun lagu lagu simple untuk anak – anak. Tapi kenyataan sekarang sudah jauh berbeda. Lagu anak – anak sudah jarang atau bahkan tidak diproduksi lagi. Sudah tidak ada bibit penyanyi cilik yang bisa mendendangkan lagu yang mencerminkan usianya. Lagu itupun tergantikan dengan lagu lagu orang dewasa yang notabene berkutat seputar cinta, penyesalan dan kesedihan.
Pernah suatu ketika saya mendengar segerombolan anak – anak usia 7 tahun . mereka menyanyikan lagu “emang dasar, emang dasar, emang dasar lu bajin*** “
Mungkin kata yang saya samarkan terasa biasa jika diucapkan untuk sebagian orang, tapi bagi saya pribadi kata itu tidak patut terlebih lagi yang mengucapkannya adalah anak anak kecil. Di daerah saya kata tersebut sudah dianggap kata kata kasar yang tidak pantas untuk diucapkan, tapi sebagian yang lain menganggap kata itu biasa saja.
Sebagai seorang perempuan saya miris ketika mendengar anak anak menyanyikan lagu yang seperti itu. Karena lagu tersebut tidak pantas dikonsumsi oleh anak seusianya. Namun tidak bisa disalahkan juga mereka, karena mereka mendengar dan mempraktekkan apa yang mereka dengar, apa yang mereka lihat. Dari sinilah saya pribadi sangat ingin menghimbau untuk khususnya para musisi. Tolong pikirkan penikmat musik yang satu ini, berikanlah lagu yang “baik”, lagu yang cocok dengan usianya, lagu yang penuh keceriaan dan yang bisa mewakili perasaan mereka. Janganlah mereka terus terussan dicekoki lagu – lagu yang picisan saja. Karena mereka masih akan bertumbuh. Mereka adalah asset yang berharga untuk masa depan kita nanti. Janganlah dirusak dengan sebagian kecil dari lirik musik.

No comments:

Post a Comment

Leave comment