19 February 2010

Selaksa Nikmat diRumah Sakit

ni tulisan copas dari blogku yang lain. kebanyaken blog jadi ga keurus semua. jadi di pindah kesini aja, yang lainya dibumi hanguskan... hehehhe....


Alhamdulillah hari ini banyak sekali pelajaran yang aku terima dengan melihat langsung orang – orang yang berada disekitarku. Jika tiap harinya aku selalu melihat orang yang “normal”, sekarang aku dan teman – teman berkunjung ke rumah sakit.
Berawal dari tawaran ibu Rita yang mengajakku untuk menjenguk orang sakit. Setiap hari sabtu sore atau malam kami selalu mengadakan liqo’ dirumah bu Rita namun kali ini liqo’ ditiadakan dan sebagai gantinya kami berkunjung menjenguk orang sakit. Kenapa memilih orang sakit? Karena dalam sebuah hadist pernah diriwayatkan “Jika kita menjenguk orang sakit maka selama kita berada bersama orang yang sakit itu 70.000 malaikat akan senantiasa mendoakan kita”. Subhanallah….. begitu mudah ya bagi Allah untuk memberi kebaikan pada hambanya, hanya saja ada sebagian hambanya yang tidak tau tentang hal itu.
Aku berangkat ke rumah sakit pukul 09.30. Terlebih dahulu aku menuju kekampus lama, karena aku sudah janji dengan arum untuk berangkat bersama – sama. Setibanya dikampus ternyata arum belum datang. Aku menunggunya sambil melihat aktifitas temanku yang kebetulan saat itu dia mendapat tugas untuk membuat video klip. Syooting pun dimulai, lucu mereka (^_^) ada yang berperan sebagai anak kuliahan dengan baju yang sangat jadul, maklum mereka sengaja mengambil setting tempat tahun 80-an. Alhasil sebagian dari mereka memakai baju batik. Lima belas menit kemudian Arum datang. Namun dia diseret teman – temanku untuk berperan sebagai FO sebentar. Hehehhe… baru datang sudah dipalak akting. Kereatif teman – temanku .setelah menunggu Arum akting, kami pun segera menuju rumah sakit syaiful anwar bagian belakang. Saat itu kami datang berempat. Aku, Arum, Kristin dan satu lagi teman kristin yang aku lupa siapa namanya (^_^) , maklum dia anak junior dan aku belum mengenal namanya. Hanya sering melihat wajahnya saja.
Pukul 10.15 kami sudah tiba dirumah sakit. Motor aku parkirkan lalu meng-sms bu Rita karena beliau belum datang.
“Bu, ibu ada dimana? Saya dan teman – teman sudah sampai dirumah sakit.”
HP ku pun berdering dan kubaca balasan sms dari beliau.
“Maaf, sebentar lagi kami sampai. Sekarang masih di mikrolet.”
Ow… ya sudah , kami berempat pun memutuskan untuk menuju kedalam sembari menunggu bu Rita dan kawan – kawan yang lain datang. Kawan – kawan ? ya… kami tidak hanya berlima, tapi banyak. Itu gabungan dari 2 kampus, Asia dan Unmuh.
Sambil menunggu kami melihat – lihat keadaan sekeliling. Entah mengapa setiap berada dirumah sakit hatiku selalu merinding. Karena yang kulihat disana orang – orang seperti kesakitan meskipun tak semua orang merasakan seperti yang aku bayangkan. Tak lama kemudian Bu Rita dan “rombongan” datang. Bu Rita menjelaskan bahwa kami akan mengunjungi bapak yang bernama Wagiman. Beliau kecelakaan ditabrak sewaktu Beliau dan anaknya yang masih berusia 2,5 tahun jalan – jalan.
Kami langsung masuk ke ruang perawatan. Terdapat banyak orang disana. Tapi memang yang paling parah adalah pak Wagiman. Kenapa parah? Karena hanya beliau satu – satunya yang koma selama 2 bulan semenjak kecelakaanya. Miris hatiku melihat kondisi pak Wagiman. Bagaimana tidak. Tanganya ditusuk jarum untuk mengalirkan air kedalam tubuhnya sebagai asupan cairan agar tubuhnya tetap bisa bertahan. Bagian perutnya disayat untuk memasukkan selang sebagai sarana yang membantu beliau mengeluarka ‘maaf’ feses dari dalam tubuhnya. Selang itu kemudian dialirkan kedalam sebuah botol air mineral yang digantungkan disamping tempat tidurnya. Kalian bisa membayangkan keadaannya? Sarana yang diberikan pun hanya sebatas standart perawatan, karena keluarga pak Wagiman merupakan keluarga yang miskin yang tak mampu untuk membayar biaya perawatan rumah sakit yang mungkin tinggi bagi sebagian orang.
Kami pun lalu membacakan surat Ar- Rahman namun dibaca lirih. Karena semua orang diruangan itu melihat kearah kami semua. Mungkin mereka heran, orang – orang dari mana ini? Datang – datang langsung mengaji disana. Hehehe…. Di sela – sela kami membaca Al Qur’an tak diduga sama sekali pertolongan Allah muncul. Pak Wagiman menggerakkan tangannya dan membuka matanya. Subhanallah… sungguh suatu mukjizat, setelah 2 bulan dari komanya. Terlihat sekali mata pak Wagiman berkaca kaca mendengar kami melantunkan ayat – ayat suci . sepertinya jiwanya begitu rindu untuk mendengarkannya. Jika kita perhatikan saat orang menunggu pasien dirumah sakit, kebanyakan yang mereka lakukan adalah mengobrol atau bercanda. Padahal tidak hanya itu yang dibutuhkan pasien melainkan sebuah doa, namun sedikit sekali orang yang melakukan hal itu.
Istri pak Wagiman sangat gembira melihat suaminya bisa sadar, kamipun juga merasakan bahagia meskipun kami tidak mengenal siapa mereka. Namun kebersamaan kami selama bermenit – menit itu membuat kami bisa merasakan apa yang dirasakan keluarga itu.
Pelajaran yang bisa kupetik saat itu adalah, betapa nikmat Allah itu banyak disekeliling kita, harusnya kita pandai bersyukur . kita bisa dengan mudah pergi kemana saja yang kita mau, makan segala macam makanan yang kita inginkan dan menikmati semua fasilitas yang ada tanpa adanya rasa tidak enak . Namun tidak sedikit orang bahkan termasuk pak Wagiman yang tidak bisa merasakan . Dia tidak bisa bergerak ke tempat yang ia suka karena terbaring lemas bahkan tak sadarkan diri. Dia juga tidak bisa makan segala makanan yang ia inginkan karena ia harus memakan asupan yang sudah dipilihkan dokter untuknya yaitu air yang terkirim melalui selang yang tertancap ditubuhnya.
Melihat tubuh pak Wagiman kembali mengingatkanku akan betapa banyak nikmat yang Allah berikan pada kita. Nikmat itu sangat banyak sehingga kita pun tak bisa menghitungnya. Pun jika laut sebagai tintanya, itupun juga tidak akan membantu kita untuk dapat menghitung nikmat Allah. Diketahuinya berharga atau tidak suatu nikmat jika kita sudah kehilangannya. Nah kawan…. Selagi kita masih bisa merasakan nikmat maka syukurilah itu. Karena jika kalian sudah kehilanganya kalian baru sadar bahwa betapa banyak nikmat yang kita abaikan. Ingatlah lima sebelum lima. Kaya sebelum miskin, Sehat sebelum sakit, lapang sebelum sempit, muda sebelum tua, hidup sebelum mati.
Maka nikmat Allah yang manakah yang kamu dustakan?

No comments:

Post a Comment

Leave comment