15 April 2011

Am I Old ?

Selalu saja dituakan dimana pun saya berada, hehehe… apakah ini karena faktor wajah saya yang kelihatan tua atau usia saya yang memang tidak bisa dikatakan muda lagi? Ga juga deh. Saya kan masih tujuh belas tahun, tepatnya enam tahun yang lalu. (^_^)

Panggilan – panggilan seperti mom, umi, mama, ibunya anak-anak sudah tidak asing ditelinga saya, dan saya fine – fine saja ketika teman-teman dan sahabat memanggil saya begitu. Tidak merasa tersindir atau bagaimana tapi justru karena panggilan itulah membuat kami semakin dekat.

Mom, panggilan ini awalnya diceletukkan oleh sahabat saya, Dzikri. Ketika kami masih sama – sama menimba ilmu di BEC. Setiap selesai nightly speaking pasti kami akan berkumpul sejenak membahas kekurangan dan kelebihan dari program kami. Dan dia akan bilang. “Our mom will say something”. Celetukan ini ternyata menular begitu saja. Banyak teman-teman yang awalnya hanya memanggil nama saya atau sekedar miss, ikut-ikutan memanggil mom. Tak jarang pula dia memanggil saya ibunya anak-anak. Saya juga tidak tahu kenapa dia memanggil saya seperti itu. Mungkin karena kedekatan saya dengan teman-teman yang lainnya. Panggilan ini pun terbawa sewaktu kami melakukan outdoor disubang. Alhasil semua murid –murid kami pun memanggil saya mom. Tak risih sedikitpun dengan panggilan itu. Justru kami semakin membaur dan tidak ada jarak antara guru dan murid.

Umi, panggilan ini tiba-tiba nyangkut di depan nama saya ketika saya diberi kesempatan untuk membagi ilmu di pondok pesantren. Wah dari dulu saya selalu ingin merasakan kehidupan pesantren, karena memang saya tidak pernah nyantri dipondok manapun. Ketika diberi kabar bahwa saya akan mengajar ke pesantren, saya sangat antusias. Setiba nya disana saya merasa enjoy walaupun terkadang bosan juga ada karena hanya disitu situ saja ruang lingkup kami. Jauh dari kehidupan kota dan ramainya keadaan diluar. Suatu hari saya mengajar dikelas. Seperti biasa saya salam dan berbasa basi sebentar dengan murid-murid saya, menanyakan kabar, keadaan terbaru yang mereka alami dan terkadang apa yang mereka lakukan tadi malam. Baru setelah itu saya melanjutkan dengan materi pelajaran. Lima belas menit sebelum pelajaran usai tak jarang saya memberi mereka permainan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Meski yang saya hadapi adalah anak aliyah atau setara SMA, tak urung niat saya untuk memberi mereka game-game dan terkadang lagu. Kemudian saya tutup dengan salam kembali. Seusai kelas seperti biasa saya keluar untuk istirahat sejenak dari mengoceh, hehehe… tapi tiba-tiba murid saya yang bernama Tika memanggil “umi jangan keluar dulu, disini saja”. Wew… ni anak manggil siapa ya? Karena yang keluar ruangan baru saya, akhirnya saya ngeh bahwa panggilan itu ditujukan untuk saya. Dan teman teman nya yang lain pun segera terkena virus memanggil umi pada saya. Tika ini adalah anak yang tomboi, sempat menjadi trouble maker dikelas oleh karenanya saya tunjuk sebagai ketua kelas. Di akhir program ternyata dia bisa nangis juga sambil memeluk saya. Hm… jadi kangen kamu Tik.
“Umi jangan pergi”. Kata – kata itu yang saya ingat dari dia.

Mam can, ini panggilan sayang ochi atau rosita pada saya. Suaranya ketika memanggil saya ini terkadang sangat manja. Bersama ochi saya sudah melewatkan dua bulan hari – hari saya. Tinggal sekamar dan banyak bercerita tentang semua hal. Walaupun tak jarang dia selalu saja saya tinggal tidur duluan. Hehehe….. tapi sekarang saya jadi insomnia ci… mungkin kuwalat ma kamu sering ngatain “kalong” karena tidurnya malem – malem terus.

Am I old? Terkadang itu yang saya tanyakan pada diri saya ketika memikirkan kenapa teman-teman sebaya saya atau bahkan lebih tua dari saya memanggil saya seperti itu. Tapi jauh dari itu semua saya hanya  berfikir kalian memanggil saya dengan sebutan mom, umi, mam can karena kalian menyayangi saya. Thank you.


No comments:

Post a Comment

Leave comment