21 April 2011

* Gambung *

Nothing should be spoken before it has been heard
Nothing should be read before it has been spoken
Nothing should be written before it has been read.

Sore ini kami bertiga berkumpul dan belajar bersama. Seperti biasa Nisa yang jahil selalu memegang marker dan menyoret-nyoretkannya ke lembaran bufallo yang disulap menjadi papan tulis imitasi. Sedangkan kakaknya, Tio sedang serius menerjemahkan kalimat-kalimat bahasa inggris. Dia hanya berkutat dengan buku, bolpoin dan kamus bahasa inggris, sambil sesekali melihat tingkah polah adiknya yang nakal.
Kuperhatikan Nisa, dia sedang asyik menggambar bulatan – bulatan hitam. Dipertebalnya bulatan – bulatan itu sehingga kertas menjadi blok hitam yang hitam. Hm.. aku berfikir, sebenarnya dia mau menggambar apa ya? Bola kah itu? Karena tertarik, akhirnya aku mulai bertanya pada Nisa.
“Dek, nggambar apa?”
Dia dengan mimik serius menoleh padaku.
“Pesawat meledak mbak.”
Aku mulai mengernyitkan dahi, sebuah pesawat? Kenapa bulat?
“Kok gitu gambarnya?”
“Pesawate meledak, ini dilihat pake teroponge mas dari tingkate mbak Anda.”
Doeng…..jelas aja bulet, orang liatnya pake teropong.

Aku melihat Tyo lagi.
“Are you done?”
“Not yet.” Dia menjawab tanpa melihatku dan menulis sesuatu dibukunya. Kutoleh lagi Nisa. Kali ini dia menggambar sebuah titik kecil. Kemudian dihapusnya.
“Loh kok dihapus?”
“Tu nggambar mbak.” Dia berceloteh dengan suara bass nya.
“Nggambar apa? Orang udah dihapus gitu kok.”
“Ah mbak Anda i, ni gambar pesawat yang meledak tadi. Karena udah meledak jadine hilang ga bisa dilihat lagi.”
Tuink…..tuink…… ternyata gambarnya masih nyambung ya? biasanya cerita bersambung eh sekarang malah jadi gambar bersambung, gambung deh.



1 comment:

Leave comment