11 April 2011

~ Karena Cinta itu Kamu ~



“Sayang kenapa tidak makan?”. Akhir akhir ini suamiku sangat cerewet jika dia tidak mendapatiku makan tiap malam.
“Lagi ga mau makan mas.”
“Ga mau makan atau diet?”
Hm.. suamiku ini selalu saja menggodaku. Apa dia tidak bisa membaca ketakutan dalam diriku? Setelah Rafa lahir dan sekarang masa susuannya sudah berakhir, aku mulai tidak percaya diri. Memandang diri di depan cermin selalu membuatku minder jika berhadapan dengan suami.
“Mas, aku sudah mulai gemuk, berat badanku rasanya bisa naik setiap saat. Aku takut kau bosan melihatku. Dan kau tidak mencintaiku lagi.”
Suamiku tertawa mendengar celotehanku. Alih alih senang, aku justru agak kesal karena dia tertawa. Dia kemudian mendekatiku dan menyentuh kepalaku dengan lembut.
“Bakpao.”
“Auch…”. Aku meringis merasakan tangannya. Aku mulai manyun.
“Sayang, dengar ya. Kita bisa melihat banyak cinta diluar, banyak wanita cantik diluar, banyak pria tampan di luar, banyak yang indah – indah diluar sana, tapi mas sudah menemukan cinta itu. Dan cinta itu kamu.”
Aku masih saja manyun dengan sendirinya. Dan lagi – lagi suamiku hanya tersenyum gemas melihatku. Dia pun mendaratkan ciuman dipipiku. Rasanya malu sekali. Kemudian dia menggandeng tanganku dan mengajakku melihat Rafa, anak semata wayang kami.
“Suatu saat mas akan bilang ke dia, bahwa mas telah menemukan cinta mas yang sangat besar. Cinta yang tidak akan bisa mas tukar dengan apapun. Sayang tahu kenapa?”
Aku hanya menggeleng.
Sekali lagi dia menyentuh kepalaku dengan lembut.
“Karena cinta itu kamu.”


3 comments:

  1. kunjungan pertama bersama trip on indonesia. mampir yuk! ☺

    ReplyDelete
  2. @Mas hen : biarin ('_')

    @Moonlite : thanks ya dah mampir. salam kenal

    ReplyDelete

Leave comment