20 April 2011

Maaf, Aku Tidak Bahagia

Malam itu diruang tamu mereka.

Bayu    : Mas tidak punya sesuatupun yang bisa disembunyikan, mas tidak punya sesuatupun yang bisa diberikan, tapi mas hanya punya cinta dan kebahagiaan. Ini adalah sebuah nilai untuk benar – benar mencintai istri mas. Mas hanya ingin denganmu sayang.
Ani         :  Apakah mas tidak keberatan berdiri disamping saya? Bersama saya?
Bayu      :  InsyaAllah sayang, mas bekerja keras untuk selalu bersama adek.
Ani         :  [Hanya terdiam]
Bayu      :  Apakah adek bahagia dengan mas?
Aku        : [Hanya menunduk dan terdiam sesaat, kemudian dia menatap mata suaminya .] Saya tidak bahagia. [Ani pergi meninggalkan suaminya kekamar mereka.]

Diambilnya sebuah kertas dari laci meja disudut kamar mereka. Dan dituliskannya beberapa pesan untuk suaminya jika dia masuk kedalam kamar. Selesai menulisnya, ditaruhnya kertas itu diatas bantal tempat suaminya biasa tidur. Dan dia … dia berbaring menatap tembok didepan tempat tidurnya.

*****
Diruang tamu, Bayu tampak gelisah. Setelah mendengar beberapa kata – kata dari istri yang  sangat dicintainya tadi, dia hanya terdiam. Dia merasa tidak nyaman. Dia teringat janjinya sebelum menikah, bahwa satu – satunya hal yang ia inginkan adalah melihat orang yang disayanginya bahagia. Dan sekarang… ah… apakah benar selama ini istrinya tidak bahagia bersamanya? Apakah selama ini hanya keterpaksaan dalam sebuah ikatan? Apakah? Dia hanya terdiam. Dipandanginya kamar mereka berdua. Pasti sekarang istrinya sudah tertidur.
Jam didinding sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Ia pergi kekamar mandi dan berwudhu. Dinginnya air mampu sedikit menenangkan perasaanya yang sedikit terguncang. Dibukanya kamar mereka. Ia pun mengambil sajadah dan sholat. Setelah sholat ia menoleh ke arah istrinya dan tersenyum. Didekatinya ranjang itu, istrinya tergeletak tenang disisi tempat tidurnya. Ia perlahan mendekati ranjang dan matanya tertuju pada kertas putih kecil. Kertas dengan lipatan yang sangat rapi.
*****


Maaf aku harus jujur, selama ini aku tidak bahagia hidup denganmu.


Tapi, aku sangaaaaaaat bahagia. Sayang, kau memberiku lebih dari yang aku minta. Bahagiaku tidak selalu harus dengan sorak sorai yang mengisi seluruh ruangan kecil kita, bahagiaku tidak selalu harus dengan senyuman bahkan tawa yang tersungging dibibir. Setiap detik, setiap menit, dan setiap moment yang kulalui denganmu adalah kebahagiaan yang tak akan bisa dinilai dengan apapun. I Love You.

Peluk cium dariku
Istrimu.

*****
Ditolehnya wanita yang berbaring memunggunginya itu, ia tersenyum disela – sela rintik yang hampir membasahi matanya. Didekatinya tubuh istrinya dan diciumnya. Alangkah kagetnya ia karena istrinya belum tertidur.
Bayu       :  Sayang kau belum tidur?
Ani          : Bagaimana aku bisa tidur, sedangkan kau disana masih dalam kegalauan.
Bayu       :  Kenapa mengerjai mas tadi?
Ani          :  [Hanya tersenyum, dan mencium suaminya.]  I Love You.

2 comments:

Leave comment