23 September 2011

Tinggalkan Polri dan Kembali Ke Panggung



Setelah lama tak terdengar kabar, pelantun lypsing fenomenal chaiya-chaiya ini kembali menghebohkan masyarakat tanah air dengan keputusannya untuk mengundurkan diri dari jajaran kepolisian.
Sampai saat ini belum diketahui pasti apa latar belakang Norman ingin hengkang dari profesi pelayan masyarakat ini, namun ada beberapa pihak yang menyatakan bahwa keputusan yang diambilnya ini karena Norman tergiur oleh ketenaran dan materi yang didapatnya ketika menjalani dunia keartisan beberapa bulan yang lalu.
Pada awalnya Norman bukanlah apa-apa. Dia hanya dikenal sebagai salah satu personel Brimob di daerah Gorontalo. Namun keadaan kemudian berubah setelah video amatir berisi lypsing chaiya-chaiya yang diunggahnya di Youtube banyak menyedot perhatian masyarakat. Apalagi maraknya tayangan diberita disemua stasiun televisi yang meliput video ini. Video ini dinyatakan unik karena ada personel kepolisian yang bernyanyi india meskipun hanya lypsing dengan masih berseragamkan polisi. Seperti yang kita ketahui belakangan ini nama Polri dan semua personel kepolisian mendapat citra buruk di mata masyarakat. Namun dengan hadirnya video ini mata masyarakat kembali terbuka bahwa polisi juga manusia. Dia juga bisa bergaya layaknya bintang Bolywood dan bernyanyi, jauh dari kesan bahwa polisi itu kaku.
Jajaran Polri yang sempat merasa malu karena tingkah Norman kemudian menjatuhkan sanksi pada laki-laki berkulit gelap ini. Ajaibnya masyarakat justru simpati dan banyak mendukung Norman. Tak sedikit yang berkata bahwa Norman bisa menghapuskan citra buruk polisi dan sebagai jembatan pada masyarakat bahwa polisi benar-benar pelayan masyarakat, melayani masyarakat salah satunya dengan menghibur.
Dari sinilah kemudian banyak acara-acara TV yang berebut untuk menayangkan Norman dengan lypsingnya. Stasiun TV pun menjadi latah dengan hanya mengulas Norman disetiap jamnya. Petinggi polisi yang tadinya ingin memberi sanksi pun mengurungkan niatnya dan mendukung Norman bahkan mengizinkan Norman untuk tandang ke Jakarta dan mengisi berbagai acara.
Layaknya seorang superstar baru, Norman pun digandrungi oleh sebagian masyarakat terutama kaum hawa, namun tak sedikit kecaman yang datang padanya dengan dalih bahwa Norman telah melupakan kewajibannya sebagai abdi masyarakat. Sebagian lagi menyebutkan bahwa popularitas yang sedang dinikmati Norman tak akan bertahan lama, dan ini terbukti benar dengan ketidakmunculan Norman beberapa bulan kemudian. Dia seakan lenyap dari bumi. Dan baru-baru ini masyarakat kembali diingatkan dengan sosoknya lewat pemberitaan tentang pengunduran dirinya dari kesatuan Polri.
Ada yang mendukung namun tak sedikit pula yang menyayangkan keputusannya. Norman dicap seperti kacang lupa kulitnya. Ketenaran Norman karena kemunculannya yang unik, dengan seragam brimob yang bernyanyi ala bintang india. Jika diukur dengan kualitas, olah vokal Norman pun hanya masuk kategori standart. Dia lebih dikenal karena seragamnya, dengan pangkatnya sebagai seorang briptu.
Dunia hiburan bukanlah dunia yang statis, perlu inovasi ditiap waktunya agar pelaku hiburan tetap exist dan mampu bertahan lama, bukan hanya sekedar aji mumpung dan talenta yang asal-asalan saja. Lalu bisakah Norman bertahan didunia entertaint? Atau hanya seperti kembang api? Yang menyala gemebyar dengan indah dan redup hanya dalam hitungan detik. Hanya waktu yang bisa menjawabnya, so let we see.