06 July 2013

Dan Akhirnya Kami Bertemu

Malam itu tak akan mungkin terlupa dari ingatanku meski sudah 14 bulan berlalu. Malam bersejarah bagiku dan baginya.  Rabu dini hari pukul tiga, aku mendengar pintu kamarku diketuk perlahan. Aku beranjak dari tempat tidur dan membuka pintu, namun tak ada seorangpun yang berada diluar. Aku kembali beranjak tidur. Lima menit kemudian perutku mulas. Aku bangun dan segera kekamar mandi tapi tidak terjadi apa-apa. Kuputuskan untuk kembali ke kamar lagi. Merebahkan badan lagi dan mulas itu kembali datang. Aku duduk dan berdiri. Mulasnya hilang. Aku tidur lagi mulas lagi. Lalu kuputuskan untuk berdiri dan jalan-jalan didepan rumah. Hari masih gelap. Tak ada seorang pun diluar. Hanya aku dan calon bayiku. Kuelus perutku yang sudah membesar. Perutku terasa kencang.
“Nak, apa kau mau lahir sekarang?”
Bayiku hanya bergerak lembut diperut.
Aku terus berjalan mondar-mandir diteras rumah. Di samping rumah adzan subuh sudah berkumandang. Bergegar ku menuju kekamar mandi dan berwudhu. Selesai sholat aku keluar rumah untuk jalan-jalan pagi seperti biasanya. Bayiku sangat aktif jika kuajak jalan-jalan. Tapi hari ini rasanya berat sekali. Biasanya aku berjalan kaki 1 jam. Namun karena terlalu lelah, aku hanya sanggup berjalan selama 30 menit.
Pukul delapan pagi hari mulas diperutku bertambah. Namun anehnya mulas itu segera hilang jika kugunakan untuk berjalan. Sampai mbah ice datang kerumah.
“Ono opo nduk? Kok mringis-mringis.”
“Perut kulo sakit mbah, tapi nek didamel jalan, sakite ilang.”
“Kenceng?”
“Enggeh.”
“Watako mengkok wes pembukaan nduk? Agi dipriksakne”.
Demi mendengar kata ‘pembukaan’ jantungku langsung berdebar kencang, takut, senang dan bingung campur aduk menjadi satu. Suamiku yang harusnya pergi kemalang untuk bekerja aku tahan agar jangan pergi. Aku merasa ada yang janggal, tapi tidak tahu apa. Menjelang siang sakit diperutku bertambah. Aku mengajak suamiku untuk segera periksa ke bidan. Beruntung bahwa bidanku hanya berselang beberapa rumah dari tempat tinggal kami. Aku tak mempersiapkan apapun karena hanya ingin periksa saja. Namun semua barang keperluan persalinan sudah kusiapkan jauh-jauh hari.
Setiba dibu bidan, aku segera merebahkan diriku di kasur. Kami menjalani pemeriksaan untuk mengetahui apa yang terjadi pada perutku dan ternyata aku sudah bukaan satu. Degup dijantungku semakin kencang.
“Tenang mbak, tetep rileks ya biar nanti persalinannya lancar. Terus berdoa. Kalau masih bisa melakukan sholat, dipakai sholat malah baik.”
“iya bu.”
“Sekarang mbak candra pulang dulu atau langsung nunggu disini?”
“Pulang saja bu.”
Orang-orang dirumah begitu heboh mendengar aku sudah bukaan satu. Aku segera ditanyai macam-macam pengen makan apa. Karena tak pengen apa-apa aku hanya menggeleng. Sampai mertuaku bertanya pengen makan apa? Aku menjawab pia. Karena dari seminggu kemaren aku pengen makan makanan itu, tapi tidak tahu harus beli dimana.
Pukul tiga sore suamiku mengajakku untuk segera ke bubidan dan membawa keperluan persalinan kami. Kata bu bidan sudah bukaan empat. Aku hanya bisa rebahan dan sesekali jalan-jalan untuk menghilangkan bosan. Pukul enam sore kembali diperiksa bukaan lima. Pukul Sembilan malam bukaan enam. Sampai pukul 12 malam bukaan mampet. Tidak ada tanda-tanda bahwa jalan lahir akan menambah bukaannya, sekeluarga panik karena melihat kondisiku sudah lemas menahan sakit tapi pembukaan tidak bertambah. Sampai bu bidan mengatakan kalau pukul 12.20 tidak nambah bukaannya terpaksa harus dioperasi. Kondisi si ibu tidak memungkinkan untuk melahirkan normal, dia sudah kepayahan.
“Ya Tuhan, kuatkan aku, aku ingin melahirkan secara normal.” Bisikku dalam hati. Suamiku hanya menunggui ku disamping dan mengelus kepalaku. Aku sangat melihat kepanikan diwajahnya, tapi sebisa mungkin ia menenangkan diri agar aku tak ikut panic
“Mas, aku ingin normal. Bayiku harus selamat apapun kondisinya.”
“Tenang sayang, semua akan baik-baik saja.”
Pukul 12.20. pembukaan tetap. Segera bubidan dan keluargaku melarikan aku ke rumah sakit. Ditengah hujan yang terus turun, malam-malam kami berkejaran dengan waktu. Terlambat sedikit saja fatal urusannya.
Para suster langsung mengecek kondisiku dan denyut jantung sibayi. Alhamdulillah bayi dalam keadaan sehat. Namun aku sudah kehabisan tenaga. Tanpa meminta persetujuanku suamiku langsung menandatangani kertas operasi. Dengan sisa tenanga yang kumiliki aku digiring ke ruang operasi. Sayangnya suamiku tidak bisa ikut. Aku hanya bisa mendengar suara dokter dan suster yang terllibat dalam operasiku. Mataku melihat garis-garis datar di samping meja operasiku. Badanku kebas. Lima menit kemudian tangisan itu muncul.
Ya Rabbi, demi tangisan ini seketika air mataku meleleh.
“Laki-laki, lengkap, sehat!” teriak sang suster saat melihat bayiku. Segera bayiku dibawa keluar dan aku hanya merasakan gelap.

******

“Laki-laki, lengkap dan sehat pak.” Kata sang suster sambil meraba semua bagian tubuh mungilnya. Laki-laki itu hanya meneteskan air mata. Perempuan paruh baya disampingnya pun ikut meneteskan air mata.
“Adzani anakmu”
Seketika kumandang adzan dibacakan, badan berbalut darah segar itu hanya menggeliat. Mereka membawanya ke ruang bayi untuk dibersihkan.
“Boleh saya ikut?” suara perempuan itu lirih.
“Boleh bu, silahkan.”
Bayi kecil itu sudah dimandikan dan dipakaikan gelang nama sesuai nama ibunya. Semua orang yang mengantar keluar ruangan.

******

“Dia sudah lahir pak”. Kata perempuan paruh baya itu dalam tangisnya. Suaminya hanya bisa memeluknya.
“Sabar bu, semuanya sudah berjalan lancar.”
“Candra pak, candra, semoga dia sehat.”
“Dia akan sehat bu, doakan saja. Tenangkan diri ibu”.

*****

Di kamar pasien
“Kau hebat sayang,  dia sudah lahir dengan selamat.”
“Bagaimana keadaanya mas, seperti apa dia?”
“Wajahnya sama sepertimu, kulitnya putih, tak ada satupun yang mirip denganku.” Katanya sambil menyungging senyum

******

Keesokan harinya                                                                   
Ibu menggendong seorang bayi mungil yang masih merah. Aku melihatnya dengan perasaan haru, senang, dan ada perasaan buncah yang tak bisa dilukiskan. Anakku. Akhirnya kita bertemu.


05 July 2013

Nomer Wahid

sumber : dari mbah google

Kalau ditanya tentang apa kenikmatan nomer wahid di Dunia, aku akan dengan mantap menjawab “TIDUR”.  Insomnia yang sempat menyerangku selama 1 minggu beberapa hari yang lalu membuatku semakin bersyukur akan nikmat kantuk yang diberikan Allah. Disaat suami dan anakku lelap dalam tidurnya, aku justru bahkan sedikit pun tidak bisa tidur. Mencoba untuk sekedar memejamkan mata ujung-ujungnya malah melek lagi. Rebahan, miring ke kiri, miring ke kanan, hasilnya nihil. Mata tetep aja ndak mau tidur. Duh gusti…. Rasanya emosi hampir meledak. Lihat jam dinding udah nunjukin pukul tiga pagi, ga ada tanda-tanda kantuk sedikitpun, bahkan menguappun tidak.

Berhubung libur, alhasil ngeblog pun jadi teman untuk terjaga. Baca-baca plus bertandang ke blog teman-teman yang ada dilist bacaan sedikit mengobati kesepian di dini hari. Tepat pukul empat pagi aku pun menguap. Kucoba untuk merebahkan badan dan ……. Terlelap.

Pukul enam pagi suami membangunkan ku karena al bangun. Ya Tuhan sudah jam enam. Aku kelimpungan memikirkan sarapan anakku dan suamiku pagi ini.

“Ummi ndak bisa tidur ta tadi malam?”
Aku mengangguk.
“Cuci muka gi, bang Edi udah pergi. Kita beli soto aja ya buat sarapan, ummi ndak usah nyiapin makanan, ntar agak siangan aja baru masak.”

Aku mengangguk lagi. Al hanya tersenyum sambil menepuk nepuk tanganku. Beruntung ya punya suami yang pengertian juga, membiarkanku tertidur sampai jam enam karena tahu aku tidak bisa tidur semalaman. Tapi kerjaan dirumah jadi keteteran.


Gini ya rasanya ndak bisa tidur tu… ga enak banget. Beruntung orang-orang diberi kantuk dan kelelapan tidur. Aktifitas berjalan normal dan badanpun juga fit. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

27 June 2013

Ketika al tantrum

Tadi malam sekitar pukul 01.30 Al mengalami tantrum.  Seketika dia menangis dengan keras sejadi-jadinya.  Aku yang saat itu persis tidur disampingnya sangat kaget. Segera kutetek’I  dia namun dia memalingkan muka dan menangis dengan lebih keras sambil menendang nendang winny the pooh nya.
Mengingat al juga mengalami tantrum bulan lalu, aku sudah tidak begitu stress.  Kubisikkan kata-kata dalam batinku sendiri “Al tidak menginginkan menangis ditengah malam, dia hanya kurang nyaman”. Aku mencoba menggendong al dan membawanya kedapur. Segera kuisi gelas minumnya dengan air putih dari jirigen. Dia menolak.

“Al sayang, al mau apa? Masih malem. Lihat.. masih jam setengah 1. Al ndak mau bobok lagi?” kataku sambil terus menggendong dan mengelur punggungnya. Dia tidak menjawab apapun, hanya tangisan yang keluar dari mulut mungilnya.

“Duduk ya, kalau al belum ngantuk ummi temenin al maen. Al pengen maen apa?” aku terus memberikan pertanyaan padanya dengan harapan dia akan berhenti menangis karena menjawab pertanyaanku. Suara tangisanya perlahan mulai reda meski sesekali dia masih sesenggukan. Aku mencoba untuk duduk, namun dia menolak. Aku berdiri dan dia pun lagi-lagi menolak. Akhirnya dia kubaringkan disamping abinya. Mendadak dia kembali menangis yang membuat abinya kali ini terbangun.


“Kenapa al?” Tanya abi pada al dengan mata masih sedikit tertutup. Ajaibnya al langsung berhenti menangis. Seketika dia menengadahkan tangannya kea rah abi (minta digendong). Tanpa babibu abipun langsung menggendongnya. Padahal sebelum-sebelumnya abi tak pernah menggendong ketika al menangis dimalam hari. Aku hanya tersenyum melihat pemandangan itu. Mereka berdua berjalan kea rah dapur dan abi memberikan segelas air yang kuisi tadi dan al meminumnya. Setelah minum al menjadi ceria, dia menunjuk bola yang ada didepan tv sambil berkata

 “ba..ba…ba…”
“Al pengen maen bola?” Tanya abi.
“Ba..ba…ba”
“Ayo, al turun ya. Duduk dan maen bola sama abi”
“da…da…pa..pa..”

Alih-alih duduk, al justru menendang bola yang sudah ada didepannya. Walhasil abi dengan setia menitah al kemanapun dia menendang bola. Capek berjalan kesana kemari dengan menendang bola, al pun minta duduk. Kemudian dia menunjuk peci yang aku taruh di pinggir ranjang. Abi langsung mengambilnya dan memberikan kepada al. dan al memakai peci itu kemudian mengajak abi mengambil sajadah. Abi pun dengan sabar menurutinya. Ada sedikit kehangatan melihat semua itu. Setelah sajadah ditangan al dan dibentangkan, al pun duduk di atasnya. Dan dia sujud. Sujud lama sekali. Seketika aku dan abi terpingkal pingkal. Al sholat. Selesai sujud al pun menoleh ke arahku dan tersenyum dengan riang. Tak puas dengan sholat al pun bermain dengan boneka winny the poohnya dan melihat tayangan bola di televisi. Namun tampaknya ia tak begitu menyukai televisi. Dia pun beranjak ke ranjang dan memainkan jari-jarinya sambil berguling-guling dan tertawa terpingkal pingkal. Setengah jam kemudian dia menguap berkali kali dan minta ditemani bobok. Dan dia pun pulas dengan mimpinya. Anak yang menggemaskan. Mimpi indah ya sayang. 

25 June 2013

Menjadi diriku sendiri

Apapun yang terjadi dalam hidup. Entah itu menyenangkan atau menyedihkan (dalam kamus kita pribadi) yakinilah bahwa itu semua adalah yang terbaik. Yang terbaik untuk siapa? Terbaik untuk kita tentunya. Menurut kaca mata siapa? Kaca mata Tuhan.

Seringkali kita merasa saat kesedihan menyapa, Tuhan sangatlah tidak adil. Kenapa harus aku yang mengalaminya? Kenapa tidak orang lain saja, atau biarlah masalah itu tidak pernah terjadi dalam hidup. Hei.. kita salah. Justru Tuhan sangatlah adil. Dia memberikan suatu masalah dalam hidup kita karena Dia sangat mencintai kita, Dia ingin kita tumbuh dengan baik asalkan kita bisa mengambil hikmah dari setiap kejadian yang ada. Karena Dia tahu seberapa lebar pundak kita, tak akan mungkin Dia memberikan suatu masalah jika kita tak bisa melewatinya atau menemukan solusi. Seringkali solusi tidak pernah ketemu karena kita sendiri yang enggan menyelesaikan dan tak mau mencarinya.

Pernahkan kita menerima ujian ketika kenaikan kelas? Sama seperti kita. Jika ingin level kita naik / bertambah baik pastilah Tuhan memberikan ujian untuk mengetahui seberapa pantaskah kita untuk naik kelas. Dan itu juga salah satu bukti bahwa Tuhan menyayangi kita. Tuhan peduli dengan kehidupan kita. Jika tak sayang dan tak peduli, buat apa ujian? Kita naik kelas atau tinggal kelas bukan urusan Tuhan kan berarti?

Aku sangat bersyukur bahwa aku pernah mengalami hal pahit dalam hidup. Mungkin dan banyak sekali orang yang lebih pahit lagi menjalani hidupnya dibandingkan denganku. Karena dari situlah Tuhan membentuk karakter kita. Lihatlah kebelakang dan kau akan tersenyum karena berhasil melewati semua masalah dengan baik. Atau jika tak sebaik yang dibayangkan kau bisa tumbuh dewasa ketika melewatinya. Saat kau mengalami hal pahit lagi kau tidak akan kaget, karena kau pernah mendapatkan yang lebih buruk dari ini. Sekarang yang kau alami NOTHING.


Aku bersyukur dengan kehidupanku sekarang. Jika ada pertanyaan “Ingin jadi apa kau dimasa lalu?” aku akan mantab menjawab “Menjadi diriku sendiri”.

Aku ingin hidup



Aku ingin hidup. Aku ingin bermanfaat untuk orang lain. Tak peduli seberapa berat aku menjalaninya karena  yang kutahu kehidupanku adalah anugrah terindah dari Tuhan yang tak patut kusia-siakan. Kurang bersyukur jika aku bilang aku hidup menderita. Tidak. Aku hidup dengan ribuan kasih sayang dan perhatian yang baik dari orang-orang sekitarku. Tetangga yang saling mensuport. Keluarga yang harmonis. Impian untuk bermanfaat sebanyak banyaknya bagi semua orang. Lantas apa yang harus kusesali? Nikmat tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

Ya Aku ingin hidup. mengisi kehidupan ini dengan hal sebaik-baiknya yang kumiliki.

24 June 2013

Dia pun menyukai sayur

Sempat bingung juga menghadapi al yang belakangan ogah – ogah makan. Setelah sakit selama seminggu lebih dua hari, nafsu makannya sedikit. Frustasi gitu kayaknya kalau waktu nyuapin al eh ternyata dia kekeuh dengan aksi tutup mulutnya.  Kroscek lagi dengan seminggu olahan yang aku buat untuknya. Selama seminggu tidak sayur satupun menemani makan al setiap harinya. Aku lebih banyak memasakkan ayam, telur dan ikan ke dalam olahan yang tidak mengandung kuah, dan hasilnya dia hanya mau makan dengan telur ceploknya. Oh mungkin karena tidak ada kuah itu ya. Alhasil aku membuat sayur asem, ayam goreng dengan bumbu kentaki dan tahu goreng.

Ternyata dia suka.


Ajaib…aku jadi ingat ketika menemani dia makan, dia paling suka mengambil aneka sayuran dalam mangkuk sayurnya dan memasukkannya ke dalam mulut. Begitu setiap hari jika menu makannya ada sayurnya. Dan dia lahap sekali menghabiskan mangkuk sayurnya. Dan kali ini terulang lagi. Dia begitu bersemangat menghabiskan sayur asem yang tediri dari daun kangkung, krai dan wortel dimangkuknya. Sambil menerima suapan nasi dan menggigit ayam kentaki di tangannya.

Subhanllah…rasanya membahagiakan sekali kalau dia lahap menghabiskan semangkuk makanannya dengan perasaan riang. Ternyata anakku menyukai sayuran. Dulu kukira dia tidak menyukai sayur seperti abinya. Dugaanku keliru. Dia sangat hobi makan sayur. Ok sayang, mulai hari ini ummi akan selalu menyediakan sayur untuk menu makanmu.

20 June 2013

Romantis itu....


Romantis itu ketika abi tersenyum dan mencoba menggendong disaat aku lagi asyik menulis. dan ....
"Emph... berat mi...huph....ga bisa". sambil berusaha tetap menggendong.

seketika aku tertawa terpingkal pingkal. Berat badanku tidaklah ringan abi, makasih ya sudah mau mencoba menggendongku meski tidak berhasil. Tapi ini sudah bisa membuatku tersenyum dan sekali lagi jatuh cinta. (^_^)

19 June 2013

Sehat ya sayang

Disetiap kejadian pasti ada hikmahnya.  Setelah seminggu lebih dua hari nungguin al sakit radang tenggorokan, akhirnya kini aku bisa bernafas lega. Melihatnya tidur pulas tanpa harus menyaksikan dia bangun malam sambil menangis batuk batuk dan susah bernafas akibat tekanan didadanya. Sedih ketika melihatnya begitu tersiksa menahan batuk. Dengan mata yang berkaca-kaca dan ngantuk, dia harus terbangun. Pernah suatu ketika karena lelah dan mendapati al terbangun dimalam  hari ada sedikit emosi yang menyergap. Kenapa tidak tidur saja, hari sudah malam, kenapa harus terbangun disaat aku harus beristirahat. Egois itu muncul dan diluar kendali. Padahal jika aku berfikir dingin, al tidak meminta untuk bangun, rasa yang tidak enak didadanya yang menyebabkan dia harus bangun dimalam hari. Dan itu sama sekali bukan kemauannya. Astagfirullah.. maafkan ummi al. kenapa tidak aku ajak saja dia berbicara, menggendongnya dan membiarkan dia tidur di pelukanku sambil melupakan sesak didadanya akibat batuk, kenapa tidak kuceritakan padanya buku dongeng sambil menantinya tidur kembali.


Ego memang terkadang menghilangkan semua hal positif yang bisa saja kita lakukan saat itu.  Selang tiga hari batuknya yang tak kunjung reda, aku semakin merasa bahwa aku membutuhkan al. disamping emosi yang ada didiriku, ada satu sisi dimana aku menginginkan al sehat, tersenyum bahagia ketika melihatku dan beraktifitas dengan riang seperti biasanya.  Tak peduli seberapapun lelahnya aku harus terbangun tiap setengah jamnya menenangkan dia ketika batuknya kambuh. Memberikan asi padanya ketika dia butuh kedamaian untuk meredakan rasa yang tidak enak ditubuhnya selama sakit. Aku bahkan tak peduli sudah berapa jam aku memejamkan mata sekedar untuk menghilangkan penat.

Dalam untaian doaku selalu terselip namanya dan kesehatannya. Ah begitu tak berharganya apa yang kumiliki sekarang tanpa melihat al tumbuh dengan sehat. Semuanya terasa hampa jika aku tidak melihat senyumnya dan matanya yang berbinar ketika mengetahui sesuatu yang baru. Semua terasa tak berarti. Aku semakin sadar, setelah menjadi seorang ibu, seegoisnya diriku, aku tetap berharap putraku mendapatkan yang terbaik dan tumbuh sehat. Seminggu ini memberikan hikmah yang begitu banyak padaku, betapa aku harus banyak belajar memanage kesabaran dan mengerti arti mencintai yang sesungguhnya. Al, jika suatu saat kau membaca ini, ummi ingin katakan satu hal, ummi sangat mencintai al. ummi berharap al mendapatkan yang terbaik dalam hidup dan selalu disayangin Alloh. Ummi sayang al karena Alloh. Sehat yang sayang, masa depan yang cerah menantimu. 

Wanita itu bernama Tomoko Ahira

Indonesia kaya dengan keanekaragaman budaya. Salah satunya angklung. Alat musik  inilah yang membuat wanita keturunan jepang bernama Tomoko Ahira  mendalaminya hingga satu tahun. Berawal dari ajakan sang suami untuk tinggal di Indonesia, ia mulai untuk beradaptasi dengan tempat, social dan budaya di tempat tinggal suaminya. Dia mulai mengenal angklung ketika dia mendengar alat music ini dimainkan. Suaranya yang khas dan unik seketika mampu membuat wanita berkulit putih ini jatuh cinta.


Maka dia pun mulai mempelajarinya selama satu tahun. Pembelajarannya pun berbuah hasil ketika dia mengikuti sebuah festival angklung bersama teman-temannya. Dia pun dengan bangga membawakan lagu bengawan solo di suatu acara talk show di salah satu stasiun tv swasta. Keren .

Disaat anak negeri tak begitu peduli dengan budaya dan keistimewaan Negara Indonesia, orang luar pun yang notabene tidak mempunyai darah negeri ini justru belajar mendalami music angklung selama satu tahun, dan dia bangga bisa mengenalkannya pada dunia. Disaat pemuda dan pemudi kita begitu senang dengan gaya hidup kebarat-baratan, mereka justru kagum dengan adat ketimuran kita dan budayanya yang majemuk. Semoga ini menjadi pemantik untuk anak negeri untuk bangga dan merasa memiliki Indonesia.

07 June 2013

Kebahagiaan pagi ini

Kebahagian pagi ini datang ketika semua makanan sudah siap dimeja makan, rumah yang tertata rapi, baju-baju kotor sudah dicuci dan yang paling penting al sudah makan. Istirahat sejenak dengan duduk dikursi sambil menunggu al pulang jalan-jalan bersama yankti dan okong nya. Sampai hari ini aku masih belum menemukan ritme yang bagus untuk manajemen waktu. Seringkali pengaturan waktuku jumpalitan sesuai dengan moodku hari itu. Jika mood bagus dari pagi, semuanya akan tertata rapi dan berjalan mulus sampai malam hari. Namun jika mood sedang tidak bagus, kegiatan bisa berantakan. Kebiasaan ini harus diubah mengingat aku sudah menjadi seorang ibu. Waktunya untuk mengelola mood agar semua bisa berjalan lancar.

Setibanya al dari jalan-jalan aku langsung memandikannya. Kegiatan ini sangat menyenangkan bagiku dan aku juga melihatnya di mata al. dia selalu berbinar jika melihat air. Saat mandi, dia akan berlama-lama menceburkan badannya diair sambil sesekali menggosok badannya dengan sabun mandi. Tak jarang ketika waktu mandinya habis dan harus berganti pakaian dia merajuk tak mau diangkat dari bak mandi sambil tangan berpegangan erat di sisi kanan dan kiri bak mandi. Kalau sudah seperti itu biasanya aku berkata “Sayang, mandinya selesai ya, nanti sore al mandi lagi, maenan air lagi”. Dan dia menganggukan kepala lalu memelukku. J anak yang pintar.



Setelah mandi, ritual biasanya dia langsung nenen dan tidur. Di pagi hari dia tidur 1-2 jam. Namun terkadang dia ketiduran sampai 3 jam, bangun-bangun sudah jadwalnya makan siang.
Kemaren pagi kami jalan-jalan ke gading, al minta naik bendi satu putaran. Kuda adalah hewan favorite al. setiap melihat gambar kuda dia selalu berteriak heboh sambil menunjuk-nunjuk gambar dengan ekspresi yang riang. Begitu pula ketika dia naik bendi. Dia akan sangat antusian dan tak jarang dia ikut berteriak ‘hish’ ketika sang pengemudi bendi berteriak hish agar kuda lari lebih cepat. Setelah naik bendi kami beristirahat  dengan makan gado-gado dipinggir jalan. Karena al sudah sarapan, dia hanya mau makan krupuknya saja. Sambil memakan krupuk, tangannya kembali menunjuk-nunjuk ke arah ikan. Oh ternyata dia melihat penjual ikan yang berdiri tak jauh dari tempat kami makan. Didepan rumah kami ada kolam ikan yang berisi 3 ikan tombro yang super besar. Setiap pagi al selalu diajak yankti nya melihat ikan itu, walhasil dia selalu terpesona dengan hewan satu ini.  Melihat dia sangat antusias, aku membelikannya 1 platika ikan tombro kecil yang berjumlah 5 ekor. Dia tertawa girang sambil sesekali memegang plastic ikan itu, dan sekarang ikan itu tinggal 4 ekor karena yang satu mati.


06 June 2013

Surga yang terabaikan

Indonesia sebagai negeri surga dimata dunia tampaknya bukan isapan jempol saja. Dengan banyaknya pulau yang membentang dari aceh sampai papua, beraneka ragam budaya, bahasa dan adat istiadat membuat Indonesia semakin terlihat menawan. Namun sayangnya surga dunia ini seperti tak terlihat oleh orang-orang Indonesia sendiri, khususnya pemerintah. Mereka terlalu sibuk memikirkan kondisi Jakarta yang semakin hari semakin semrawut, padat penduduk, polusi dan puluhan masalah lainnya yang sepertinya tak akan terselesaikan sampai orang-orang dijakarta pindah ke pulau lain. Mereka beranggapan Jakarta adalah kota impian dan uang, dimana segalanya akan menjadi  serba mudah. Anggapan itu mungkin benar, namun untuk 10 atau 20 puluh tahun yang lalu. Jakarta sekarang tak ubahnya seperti tempat yang sesak dengan jutaan manusia didalamnya.

Berbicara tentang surga dunia, papua mungkin menjadi nominator pertamanya. Alam yang masih perawan dengan lautan berair bening dan pemandangan indah yang disuguhkan seperti memanjakan mata kita untuk terus melihatnya, menikmati setiap udara yang memenuhi rongga paru-paru kita. Indonesia patut bangga karena memilikinya. Namun sayang seribu sayang, masyarakat Indonesia lebih suka menikmati liburan mereka ke luar negeri dari pada menjelajahi indahnya negeri sendiri. Lebih bangga mengenal kota-kota asing dari pada pribumi.

Raja ampat, papua paradise yang menyuguhkan sejuta keindahan harus jatuh ke tangan investor asing. Untuk dapat menikmati keindahannya kita harus memboking via online di http://www.papuaparadise.com/.



Dengan harga sewa permalamnya mencapai € 195.00,-. Mata uang dengan kurs tertinggi di dunia. Bisa dibayangkan bukan, berapa keuntungan setiap tahunnya?. Sungguh ketimpangan social dengan kondisi sekitarnya. Dimana penduduk Indonesia masih terbelakang dari segala kondisi, terisolir, tanpa listrik, tanpa fasilitas yang memadai dari pemerintah, akses jalan yang rusak, ekonomi yang jauh tertinggal dan rentetan keterbelakangan lainnya, disini, tak jauh dari pemukiman mereka, ditanah kelahiran mereka, investor asing lagi-lagi dengan mudahnya menikmati keindahan dan kekayaan alam kita dengan sangat mudahnya. Miris hati ketika melihat sejuta pesona raja ampat dijual dengan begitu mahalnya oleh investor asing, dalam hati pingin banget jadi investor terbesar yang bisa mendanai semua tempat-tempat alami di Indonesia agar lebih bermanfaat untuk masyarakat sekitar. Amin (kok curhat?)

Indonesia, ayo bangun, bangun dari tidur panjangmu. Rawat dan hidupkan negeri agar mampu berdiri tegak lagi dimata dunia dan menjadi macan asean atau bahkan macan dunia. Setahun, dua tahun, tiga tahun, mungkin kau akan mati. Namun anakmu, anak cucumu, mereka berhak atas tanah yang kau tempati sekarang. Tanah yang dengan mudahnya kau lepaskan hanya untuk keuntungamu sendiri. Jagalah surga dunia ini untuk mereka, mereka yang akan membanggakan negeri di atas negeri yang lain. 

05 June 2013

2 tahun bersama


“Mi, kapan kita nikah dulu?”. Abi memecah keheningan disela-sela keasyikanku blogwalking.
“Hayo kapan?”. Abi nih ya, masa ndak hafal tanggal nikahnya, keterlaluan :-D.
“1 mei, juni, eh salah… 1 juli ya mi, hampir dua tahun ya, perkawinan perak”. Jawabnya sambil nyengir.
“Perkawinan jagung bi”. Selorohku.
“Ah ummi, masa jagung”.
“Iya dong bi, la masa perak? Masih jauh dari itu bi, kita masih awal, ibarat anak, masih batita, masih harus banyak belajar”.

Hampir dua tahun pernikahan banyak yang dirasakan. Bahagia, ada suami dan istri serta anak yang menggemaskan. Jika dua tahun sebelumnya kami habiskan hari-hari dengan kegiatan kami sendiri-sendiri, sekarang kami menjadi satu, saling menguatkan, saling melengkapi dan mensuport.

Di tahun kedua pernikahan kami selalu terucap doa semoga keluarga ini semakin menjadi lebih baik dalam semua hal.  Agama, social, keuangan dan bisnis kami. Amin. 

04 June 2013

Serba 3



A. 3 hal yang tidak kamu suka dari sifat/kebiasaanmu
1.    Moody. Sifat ini kadang nyenengin dan tak sedikit bikin sebel juga. Contohnya kalau lagi mood nulis, sehari mungkin bisa posting sampai 4kali. Tapi kalau pas mood nya jelek, ampun dah. Jangankan sehari dapat postingan, yang ada malah selama berbulan-bulan malah nggak pernah posting sama sekali.
2.    Esmosian. Paling ga betah kalo lagi ada yang ga enak dihati Cuma diem tok. Pasti kayak ada yang kebakar gitu dihati (hadah). Didiemin bikin jantung semakin cepet, di turutin bikin orang yang ga salah dan ga tahu apa-apa jadi kena imbasnya. Pengen ngilangin deh, tapi cara yang paling ampuh ya ngelawan setiap ada esmosi lewat. Kata abiku sambil jopa japu bilang “puh..sabar mi, sabar”.
3.    Lupa. Penyakit ini sebenarnya ga terlalu memusingkan. Tapi kalau lagi dikejar waktu trus lupa kunci motor, kunci rumah, ini nih yang bikin kesel. Padahal biasanya 5 menit sebelumnya udah ada ditangan. Eh mendadak ditaruh dimana gitu trus langsung lupa deh.

B. 3 Type orang yang tidak kamu suka
1.    Banyak omong. Ga papa kalau omonganya bermutu dan banyak pelajaran yang bisa dipetik, tapi paling males kalau udah banyak omong, sedikit isi. Tok kosong nyaring bunyinya.
2.    Ga tepat waktu. Kalau janjian denganku jangan sampai telat, karena bisa jadi langsung tak tinggal ke tempat lain.
3.    Sombong. Terlalu membanggakan harta dan sesuatu yang dipunyai oleh keluarganya. Hei.. kita hidup diatas kaki kita, jadi banggakan apa yang kamu miliki, bukan punya ayah dan ibu atau saudaramu.


C. 3 orang yang berharga dalam hidupmu
Mama, Suami, Anak 

D. 3 impian terbesarmu
1.    Keluarga yang saling mensuport, bermanfaat untuk sesama, dan menjadi aliran positif untuk keluarga dan orang lain.
2.    Mempunyai perpustakaan pribadi dengan ribuan koleksi buku yang best seller dan sarat ilmu.
3.    Mempunyai sekolah yang menaungi ratusan ribu siswa untuk mencapai impiannya masing-masing

E. 3      Benda kesayanganmu
Buku, Bolpoint, Tas.

F. 3 tempat favoritmu
Pantai, gunung dan taman bunga


 G. 3 tokoh kartun/anime favoritmu

Doraemon, sailormoon, dan detektiv conan


H. 3 film favoritmu.

Akeelah dan the bee, vantage point, Omar


I. 3 lagu favoritmu.

Lupa, jarang ndengerin lagu. Paling banter instrumental


J. 3 buku favoritmu.

Bidadari-bidadari surga, mencari Tuhan yang hilang, toto chan


K. 3 blog/ blogger favoritmu.

Ini website, punya kakek jamil azzaini. (www.jamilazzaini.com) tulisan beliau memotivasi dan salut dengan program menulisnya setiap hari. Minimal ada satu postingan setiap harinya.


L.  3 blog/ blogger korban pertanyaan ini (lebih juga boleh)

Semua yang baca postingan ini, kena sambit semua, hehehe….






..:: Sebuah Konsekuensi ::..

Menjalani profesi sebagai ibu professional (ibu rumah tangga) tak segampang dengan yang diomongkan, terlebih jika anda menyandang gelar akademik tinggi dimasyarakat. Hal ini saya rasakan sendiri.

“Sayang ya, sekolah tinggi-tinggi sampai sarjana bukannya digunakan untuk bekerja diperusahaan atau instansi terkenal malah nganggur dirumah, ngemong anak”.

“La iya, si anu ini pinter, orang tuanya nguliahin dia tinggi-tinggi hanya jadi ibu rumah tangga, sama kayak kita, rugi”.

“Apa gunanya kuliah sampek ke malang kalau njluntrungannya Cuma dirumah, njaga bayi, ngurus rumah?”


Kalimat-kalimat diatas menjadi santapan saya setiap harinya ketika saya memutuskan untuk keluar kerja dan focus dirumah, mengurus segala macam urusan rumah tangga terutama mengurus buah hati kami yang sedang tumbuh.  Predikat sarjana yang ada dibelakang nama saya seringkali menjadi gunjingan tersendiri oleh tetangga saya melihat aktifitas saya yang hanya berkecimpung diurusan rumah tangga. Hei, apa salahnya jika seorang sarjana menjadi ibu rumah tangga, toh kodrat wanita memang dirumah, jihatnya seorang wanita ketika sudah menjadi istri ya dirumahnya, bukan diluar rumah. Meski kadang geregetan juga dengan omongan orang, namun dalam lubuk hati saya, saya bangga dengan apa yang saya jalani sekarang. Saya bangga menjadi seorang ibu rumah tangga.

Saya bangga menjadi seorang ibu rumah tangga, bekerja didalam rumah. Disaat orang lain hanya bekerja 5-8 jam sehari, saya bekerja 24 jam setiap harinya, tanpa hari libur, dari mata melek sampai tidur lagi.

Saya bangga menjadi ibu rumah tangga, bekerja dirumah. Orang lain bekerja diinstansi dengan berbagai macam jabatan yang mereka punya, saya bekerja dengan jabatan manager rumah tangga tanpa gaji, tanpa bonusan setiap bulannya. Gaji saya adalah ketika anak dan suami saya tersenyum menikmati makanan yang saya hidangkan, mereka nyaman dengan keadaan rumah yang bersih dan pakaian yang rapi dipakai setiap harinya dan terutama senyuman Tuhan kepada saya.

Pekerjaan kami seringkali diremehkan oleh orang lain. Tak ada yang bisa dibanggakan, tak ada yang bisa dilihat pencapaian karirnya setiap tahun. Hei.. ada yang bisa kami banggakan, ada pencapaian yang bisa dilihat jika mereka bisa sedikit membuka mata, telinga dan hati mereka. Fikirkan tentang anak-anak kami yang tumbuh dengan baik, dengan cinta dan toleransi. Asupan gizi yang eksklusif dari makanan terbaik yang disediakan Tuhan dalam ASI ibu mereka.

Ibu rumah tangga bukanlah pengangguran, bukanlah seonggok manusia tanpa guna, hargailah dan hormatilah mereka.

29 May 2013

Dia adalah guru privat terbaikku

Tak terasa sudah satu tahun lebih satu bulan putra kecilku meramaikan suasana dirumah.  Hampir setiap hari aku selalu dibuat terpesona olehnya karena polah tingkahnya yang lucu dan menggemaskan. Tak jarang dia membuatku terkagum-kagum karena kepandaian yang ia miliki, jiwa sosialnya terlihat saat ia berinteraksi dengan orang lain, bahkan dengan orang yang belum pernah ia kenal sebelumnya.
abdurrahman

Denganya aku seperti terlahir kembali, kembali belajar dan memulai dari nol lagi. Dengan al aku belajar tentang kesabaran, tentang cinta, tentang cara mendengar dan cara berbicara. Bagaimana kesabaranku bisa terlihat ketika kami berinteraksi, mana yang murni sabar dan mana kesabaran yang dipaksakan bahkan kesabaran yang sudah tidak bisa dikatakan sabar lagi. Bagiku dia adalah guru privat terbaik yang kumiliki di jagat raya ini. Terima kasih sayang. Kau mengajari ummi tentang banyak hal.

Anak adalah peniru ulung, berikan dia sesuatu yang baik untuk ditiru.

Kata-kata ini tampak sederhana, namun pelaksanaanya tak sesederhana seperti yang dituliskan. Betapa aku sering masuk lubang ‘kesalahan’ ketika berinteraksi dengan al. Disaat kelelahan melanda setelah seharian sibuk mengurus rumah dan tentunya menemani al bermain, acapkali aku sering lupa mengontrol emosiku. Tak jarang aku berbicara meluap disaat al masih terjaga. Dengan alas an lelah aku seperti ‘meridhoi’ ucapan-ucapan kasarku dirumah. Aku benar-benar tak sadar bahwa al, putra kecilku ini selalu mendengar, selalu melihat apa saja yang kuucapkan dan apa pun yang kulakukan bahkan ketika aku tak menyadari bahwa dia selalu memperhatikan setiap gerak gerikku dengan seksama. Pernah suatu malam ketika kepalaku pusing, aku memukul kepalaku dengan keras, sangat keras. Keesokan paginya aku dibuat al terngaga ketika dia melakukan hal serupa yang kulakukan tadi malam. Aku ingat bahwa malam itu dia hanya rebahan dikasurnya dan melihatku. Tak pernah sedikitpun terlintas di fikiranku bahwa hal ini akan terekam dengan seksama di fikirannya. Hal itulah yang membuatku semakin sadar bahwa selama ini aku masih belum bisa mengerti bahwa dia selalu memperhatikanku dan menjadikanku bahan percontohannya.. ya Allah ampuni hamba…

Karena itulah sampai detik ini aku masih belajar, bagaimana menjadi pribadi yang baik, dan al adalah fasilitator terdekatku untuk meraihnya. Terima kasih al, darimu ummi belajar .

13 May 2013

Kenapa kita jatuh cinta dan menikah?



Hari ini menjelang dua tahun kami bersama, kehidupan kami sangat membahagiakan, diwarnai dengan segala urusan rumah tangga seperti layaknya rumah tangga yang lainnya, dan Alhamdulillah kami diberi amanah untuk menjaga si kecil Abdurrahman alghifari.

Dihari ini juga aku semakin bersyukur pada Allah karena dikenalkan dengan suamiku, dipertemukan dengan laki-laki biasa yang luar biasa. Dia dengan segala kekurangan dan kelebihannya, dia dengan kesabaran yang amat sangat menghadapi polah tingkahku yang terkadang seperti anak kecil, merengek minta dibelikan balon, dia yang selalu ada ketika hati mulai berkecamuk dengan selentingan omongan yang tidak seharusnya difikirkan, karena toh banyak sekali hal-hal positif yang lebih layak untuk difikirkan. Dan dia adalah laki-laki pertama yang membuatku jatuh cinta untuk kesekian kalinya.

Pada awal kami bertemu, aku sangat membencinya, dia berada diurutan pertama laki-laki yang harus kuhindari. Menurutku dia laki-laki yang rapuh, laki-laki yang tidak dapat berfikir dewasa, laki-laki yang hanya mencari kesenangan saja. Namun seiring berjalannya waktu, semua prasangka itu mampu diluluhlantakkan oleh semua pembuktiannya ketika dia selesai membacakan ijab Kabul. Laki-laki yang kubenci justru berubah menjadi laki-laki yang tangguh, dewasa dan bertanggung jawab. Seketika aku sadar, aku mencintainya dan cinta itu tumbuh seiring dengan waktu berlalunya hari-hari pernikahan kami.  Cinta yang halal dan cinta yang bertanggung jawab.

Aku bangga karena aku lah orang pertama yang mengajaknya menikah. Berbeda dengan situasi kebanyakan dimana laki-laki lah yang meminta untuk menikah. Bagiku ajakan itu bukan untuk merendahkan harga diriku justru pembuktian bahwa aku begitu menghormatinya, terlepas dari minimnya materi yang kumiliki saat itu. Disaat dia gencar-gencarnya mengejar dan mengajak menikah, aku tak peduli. Namun disaat dia menghilang dan aku tak punya satu pun akses untuk menemuinya, aku justru mengingat kertas bertuliskan nomor telepon persis dibawah meja komputerku. Tertutup debu dengan kertas yang kumal karena lama tak tersentuh. Dengan rasa takut, cemas dan tak tahu harus berfikir apa lagi, aku menelfonnya. Memintanya untuk menikahiku dengan bahasa yang aneh. Jika aku mengingat saat itu sekarang, aku hanya bisa tersenyum dan malu dan aku tak menyesal sudah melakukan hal itu, karena ternyata dia adalah ayah terbaik untuk anak-anakku.

Kenapa kita jatuh cinta dan menikah? Aku rasa kau memang tercipta untukku, begitupun sebaliknya. Dan aku hanya berusaha mencari dimana kepingan hati itu berada. Dan ternyata kepingan itu ada pada dirimu.

Abi, terima kasih telah mengajariku bagaimana cara untuk mencintai.

 

08 May 2013

..:: DOA ::..


Ya Rabb zat yang maha suci, maafkan dosa-dosa hamba. Hamba malu sekali padamu ya rabb. Telah banyak noda yang hamba torehkan pada tubuh dan hati hamba, padahal hamba tau semua ini adalah milikmu. Pantaskah hamba mengotori segala sesuatu yang tidak menjadi milik hamba.


Ya Rabb terima kasih atas limpahan rezeki yang Engkau berikan, hamba sadar rezeki tak hanya materi walaupun materi telah engkau cukupkan bahkan engkau lebihkan dengan berkenan mempercayai hamba dan suami hamba sebagai penyalur rezeki untuk orang lain. Keluarga yang harmonis, kesehatan, ketentraman dan kedamaian juga merupakan rezeki yang luar biasa yang engkau hadiahkan kepada kami. Bimbinglah kami untuk selalu mensyukurinya ya Rabb.

Ya illahi, engkau pun memberikan hamba dan suami hamba sebuah amanah dan keajaiban yang sangat hebat, dengan kelahiran putra kami ‘Abdurrahman al ghifari’ bimbinglah kami untuk bisa mengasuhnya, merawat dan mendidiknya. Agar doa yang kami sematkan dalam namanya bisa membuatnya menjadi laki laki yang bermanfaat untuk semesta, hamba allah yang pengasih dan pemaaf.

Ya Rabbi, ajari kami dan bimbing kami untuk selalu bersyukur atas semua limpahan karuniamu, bantulah kami untuk menjadi orang tua hebat untuk anak anak kami, lapangkan pundak kami untuk menyiapkan mereka menjadi pemuda yang tangguh, jadikanlah kami sebab untuk kebaikan orang lain ya rabb. Amin

30 April 2013

..:: Saat Kekayaan Tak Lagi Cukup ::..


Dulu aku mengira bahwa “Bahagia” adalah ketika hidupmu bergelimang harta, kau bisa bebas menentukan apa saja yang kau inginkan tanpa memusingkan dapat uang dari mana, bebas untuk memilih segala jenis kebutuhan bahkan untuk sekedar memanjakan keinginan.  Belakangan kusadari bahwa pikiranku itu salah, “Bahagia” tak semata hanya bergelimangan harta.
Aku benar-benar egois, demi memuliakan ego yang bersarang didalam hatiku, aku keluar rumah untuk bekerja. Menikmati sapaan dan sanjungan orang karena melihatku melakukan sesuatu yang ‘menghasilkan’. Mengabaikan perintah suamiku untuk ‘bekerja’ sebagai ibu rumah tangga dirumah. Pekerjaan seven to seven yang bagiku adalah bukan pekerjaan karena orang-orang tak akan melihatku ‘menghasilkan’ sesuatu. Sebuah sebutan yang membuatku malu ketika teman-teman sejawatku yang kebanyakan kerja dikantor menanyai ‘apa pekerjaanmu?’. Dengan nada pesimis dan senyuman tipis terpaksa kujawab ‘ibu rumah tangga’. Aku melenggang mantap dengan karir pendidikanku di luar rumah. Namun belakangan aku merasa kehidupan ini hambar. Memang aku memegang uang banyak, tapi ada rasa gersang didalam hatiku ketika melihat seorang anak kecil yang bergelayut manja di pundak ibunya. Ada perasaan sedih ketika pulang ke rumah hanyalah lelah yang kubawa, tidur dan tak menghiraukan apa yang anak dan suamiku butuhkan, dengan alas an ‘aku lelah’. Hatiku hanya berkata ‘ini tidak benar’. Aku diam membisu berhari hari dan memutuskan untuk meninggalkan karir diluar rumah ku dan focus untuk menjadi ibu rumah tangga professional di rumahku sendiri. Seven to seven yang kujalani bukanlah pekerjaan yang sepele. Disaat orang hanya bekerja 7-8 jam sehari, aku bekerja 24 jam. Dan aku bangga. Dan hatiku berbisiki, kekayaan tak lagi cukup untuk kebahagiaanku, aku bahagia dengan menjadi ibu professional dirumahku sendiri.
Bahagia adalah saat kau tumbuh bersama anakmu, menikmati fase-fase tumbuh kembang mereka, menyaksikan saat-saat pertama mereka belajar untuk berkata “pa..pa ; ma..ma ; da..da ; ta..ta”.
Bahagia adalah dimana kau mempunyai waktu untuk mengurusi semua keperluan anak dan suamimu mulai mereka bangun tidur sampai mereka tidur lagi.
Bahagia adalah ketika kau menghabiskan waktumu seharian untuk menemani anakmu main, walaupun kau harus belepotan spidol, crayon bahkan tanah.
Bahagia adalah ketika kau memberikan semua yang kau punya semaksimal mungkin untuk orang-orang yang kau cintai, dan tersenyum ketika melihat senyuman tulus diwajah mereka.