26 February 2012

Semoga bertambah baik abi


Hari ini tanggal 26 Februari 2012, usia suamiku tercinta sudah genap 27 tahun. Semoga dengan bertambahnya usia ini makin matang lagi sikap, pemikiran dan apapun yang dilakukannya. Bertambah rezekinya dan yang penting barokah. InsyaAllah satu bulan lagi akan menjadi ayah. Semoga bisa menjadi ayah yang baik, amin. Ayah yang selalu menjadi motivasi dan inspirasi bagi keluarganya terutama untuk anak kita tercinta nanti. Maaf ya sayang jika selama menjadi istri, belum bisa menjadi sesosok yang diharapkan. Hm... "sesosok yang diharapkan" sepertinya kata yang terlalu tinggi untukku saat ini. Tapi aku berusaha untuk menjadi partner yang terbaik untukmu. westeh..... 
We love you abi.

Emosi

Ketika emosi merajai hati
Logika seakan tidak terpakai lagi
Nurani tertutupi oleh debu hitam yang menggumpal
Yang ada tinggalah sumpah serapah
Yang membuat kita menyesal kemudian harinya karena telah mengucapkannya
Wahai hatiku yang mudah berbolak balik 
Ingatlah Dia ketika kau merasa dunia tak sejalan dengan keinginanmu
Ingatlah bahwa apapun yang ada didepanmu
Semua yang tergambar dalam bingkai kehidupanmu
Tergantung dari sudut pandang mana kau melihatnya.
Ingatlah bahwa "Life is beautiful, so enjoy it"

22 February 2012

..:: Muhasabah diri ::..

“Demi masa, sungguh manusia berada dalam kerugian, kecuali orang – orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran.”


Damainya hati  ketika membaca dan mencoba memahami isi kandungan dari surat cinta ini. Begitu singkat namun sarat pelajaran sekaligus tamparan bagi diri pribadi. Dalam usia yang sudah terbilang tidak remaja lagi, berapa puluh tahun yang sudah kulalui dengan berbagai kemaksiatan, keburukan, dan hal yang sia – sia. Berapa banyak bilangan jam yang dihabiskan untuk urusan dunia tanpa melibatkan sedetikpun Allah dan nilai ibadah didalamnya.
Mencoba menoleh kebelakang bukan untuk menyesali semua perbuatan yang telah dilakukan, namun semata untuk berintrospeksi diri terhadap apa – apa yang sudah saya tuliskan dalam lembaran hidup ini. Malu rasanya ketika hati ini sadar dan mulai menyadari apa yang sudah dilakukan. Malu pada tubuh ini karena sedikit sekali diajak untuk kebaikan, bahkan sering menyeretnya kedalam lembah kenistaan. Malu pada Sang pemberi kehidupan karena seringnya melupakan kehadiran-Nya dalam hidup padahal tak sedetikpun Dia melupakan hambanya, terbukti dengan limpahan kucuran rahmat dan kasih sayang yang senantiasa diberikan pada diri ini walaupun sebagai balasannya seringkali saya membuatnya kecewa.
Hingga pada akhirnya Dia menegur saya lewat kesedihan – kesedihan dan kesulitan yang saya alami. Terima kasih ya Rabb karena Engkau telah melakukannya. Lewat jalan inilah saya merasa lebih dekat denganmu. Dengan teguran inilah saya bisa melihat bahwa Engkau hadir dalam setiap sendi kehidupan kami. Meskipun tertatih dan dalam cinta yang belum sempurna kepadaMu, hati ini ingin selalu dekat denganmu.  Maka jangan kau cabut kenikmatan ini ya Rabb. Jangan pernah sekalipun Kau cabut kenikmatan berduaan denganmu sepanjang kehidupanku.