19 March 2011

Resolusi

Ingat jaman jaman ketika kursus di BEC bulan bulan kemaren, dimana kami harus membuat resolusi atau suatu perubahan. Miss Yuni memberi kami selembar kertas yang isinya tentang sebuah perjanjian, perjanjian untuk mengubah kebiasaan buruk kami menjadi sebuah kebiasaan positif.

setelah kertas terbagi rata untuk semua siswa dikelas, Miss Yuni memberi waktu pada kami untuk menuliskan apa apa yang ingin kami ubah. Dan hal yang ingin aku ubah waktu itu adalah tidak malu lagi untuk berbicara bahasa inggris dan lebih aktif lagi selama dikelas. Selang beberapa menit kemudian resolusiku pun jadi. Kutoleh teman yang ada disampingku. Mereka pun sudah selesai mengiri lembar kertas putih itu. Kamipun tidak tahu apa yang akan kami lakukan dengan lembaran ini.

Melihat tingkah kami yang sedikit gusar, akhirnya Miss Yuni pun berdiri, dengan memegang sebuah kitab suci Al Qur'an beliau meminta kami semua yang ada dikelas ikut berdiri. Waow... apa yang akan kami lakukan dengan semua ini? Tanyaku dalam hati. Tak dinanya dan tak disangka, Miss Yuni menyumpah kami dibawah kitab. Kami disuruh membaca resolusi yang telah kami buat, apa apa yang kami tulis disebuah lembar  kertas itu kami baca sekeras kerasnya didalam kelas. Tidak peduli dengan resolusi teman yang lain, yang penting kami dengan diri kami sendiri di dalam sebuah resolusi. Jantungku berdetak dengan cepat ketika membaca sebuah resolusi itu.

Meskipun hanya selembar kertas, tapi yang membuatku bergidik adalah kami disumpah dibawah al qur'an dan yang lebih penting lagi Allah melihat kami dan mencatatnya. Hm.. seperti ini saja aku pribadi sudah bingung tidak karuan, bagaimana kalau kalau aku tidak bisa memenuhi janjiku sendiri? Bagaimana kalau kalau suatu saat nanti aku teledor dan lupa dengan resolusiku sendiri. Pikiranku melayang pada sebuah janji kepresidenan. Ketika seorang presiden dilantik, mereka juga disumpah dengan janji mereka. Bagaimana perasaan mereka ya? Jadi teringat dengan Umar dimana dia mengucapakan "innalillahiwainnailaihi roji'un ketika dia dipilih "sebagai kholifah berikutnya.

Sudah sudah jangan ngelantur lagi. Kembali ke resolusi diri. Sekaranngpun aku juga ingin meresolusi diriku kembali. Mengupgrade diri lagi. Semangat 2011 (^_^)/. Berbicara tentang semangat 2011, temanku pernah bertanya padaku kenapa aku selalu mengatakan semangat dan selanjutnya diikuti dengan tahun yang ada. Biasanya semangat kan selalu diikuti dengan 45. hehhe.. ya menurutku 45 kan sudah tahun tahun yang lalu. Sudah tahun gak enak, memang  sih para pejuang tahun itu menggunakan fisik dan keringatnya untuk merebut kemerdaan, dan diharapkan semangat 45 sama dengan semangat pejuang dalam merebut kemerdekaan. Tapi semangatku semangat tahun yang mengikutinya, karena disinilah aku hidup. 


Mempertahankan dan mengisi sesuatu dengan yang lebih baik bagiku lebih berat dari pada merebutnya. 

HEehe.... piss, maaf ya pak buk pejuang kalo pendapat kita beda. Dan sekarang resolusi berikutnya. Harus lebih baik dari yang kemarin *ikut ngaminin ya*. Tanpa ada secari kertas lagi, tapi tertulis dibenak dan hati.



 



No comments:

Post a Comment

Leave comment