23 March 2011

Thank You

Senyumnya hari ini membuatku tersenyum
Tatapannya pagi ini membuatku teduh
Sentuhanya hari ini membuatku tenang

    Pagi ini saya uring uringan tidak jelas jluntrungannya. Semua yang saya lihat seperti salah, tidak ada satupun yang benar atau paling tidak “SREG” di hati saya. Lama saya terdiam hanya untuk memikirkan apa yang membuat saya uring uringan seperti ini. Hanya duduk diruang tamu dalam keheningan menyelimuti diri. Saya bertanya pada diri saya sendiri. “Apa yang terjadi?”

    Tak ada jawaban, atau sebenarnya hati saya sedang tidak ingin menjawab?
“Apa yang terjadi?” 
saya tanya sekali lagi. Dan dia pun membisikkan saya beberapa kalimat yang menjadi penyebab saya uring-uringan. Oh ternyata karena itu. Saya menghela nafas dan mencoba untuk berdamai dengan diri saya sendiri. Saya beranjak dari tempat duduk saya dan pergi menuju kedapur. Sayur sayur yang sudah saya beli dan bahan- bahan yang akan saya masak saya siapkan semuanya. Saya sengaja memotong sayuran didepan TV dengan kondisi TV menyala agar saya tetap mendengarkan suara. Tak lama kemudian adik keponakan saya datang. Dia hanya diam disebelah saya. Sesekali saya melirik, apa yang sedang ia lakukan. Ia hanya melihat gerakan tangan saya memotong sayur dengan seksama. Kemudian dia berkata 

“Mbak an, napo?”
Seketika itu juga saya berhenti. Saya melihat bocah kecil itu.
“Cium mbak”. Perintah saya. Beberapa detik kemudian dia memegang kedua pipi saya dan menciumnya, dia juga mencium kening saya dan terakhir bibir saya. Entah kenapa seketika itu juga saya merasa tenang. Apalagi melihat senyumanya ketika selesai melepaskan pipi saya. Begitu mudahnya malaikat kecil ini meredam “emosi” saya. Dengan tingkah nya yang tidak dibuat buat. Dengan senyumnya yang merekah tulus, dengan….

Thank You.

No comments:

Post a Comment

Leave comment