16 March 2011

..:: Ulat dan Kupu-Kupu ::..

Hm... mendengar nama ulat disebut bulu kudukku spontan berdiri. Secara aku paling jijik dengan hewan yang satu ini. Melihatnya bisa membuat heboh sekeliling karena teriakanku. Aku mulai parno dengan ulat semenjak kecil kelas 4 SD. Dulu didepan rumah ada pohon kedondong yang sangat besar. Tiap kali berbuah aku dan teman - temanku pasti memanjatnya. Eits ... jangan salah, meskipun cewek tapi aku paling hobi memanjat pohon. Ada kesenangan tersendiri ketika kita sudah ada diatas pohon dan memakan buahnya disana, sambil melihat keadaan dibawah dan sekeliling kita. Sampai suatu ketika pohon kedondongku harus dipangkas habis karena kata nenek banyak ulatnya. Dengan PD nya aku bilang "buk, buk...ulet ae diwedeni, ga popo kok, ojok dikethok ya". Pintaku mengiba pada nenekku, Tapi nenekku tetep kekeuh ingin menebangnya.

Saat pohon dipangkas habis, aku hanya melihat dari halaman rumah sambil sesekali mengambil buah kedondong yang jatuh ditanah. Saat asyiknya memunguti buah yang jatuh, tiba - tiba sesuatu menimpa pundakku. "Pluk". Aku menoleh dan melihat apa yang ada diatas pundakku, sampai akhirnya aku teriak sekencang kencangya. Ada ulat tanpa bulu sebesar
jempol nenek ku waktu itu bertengger di atas pundakku. Mungkin si ulat bicara "Hai.. salam kenal".
Hiiii....Huek...

Aku begitu geli dan lari terbirit birit. Alih alih bukannya mencari sesuatu untuk membuang ulat itu, aku terus berlari dan berteriak mencari nenek. Setiba didepan nenek aku menangis dan berkata "Jupukken". Nenekku hanya tersenyum dan berkata "Owalah nduk - nduk ulet ae diwedeni, ga popo kok". HIYAAA.... skak mat.

Sejak hari itu aku paling pobia kalo melihat hewan satu ini. Radius 50 meter pun aku sudah bergidik dan tidak mau mendekat. Namun jika ulat itu sudah berubah menjadi kepompong aku mulai menyukainya, alasanya juga simpel. Secara tidak sengaja lagi lagi saat aku memanjat pohon srikaya didepan rumah, aku melihat sebuah kepompong yang separuh membuka. Aku terus mengamatinya sampai sebuah kupu kupu keluar dari kepompong itu dan kemudian terbang. Waow... amazing. Seperti melihat keajaiban didepan mata. Bagaimana sebuah benda yang awalnya kubenci bahkan aku tidak mau mendekat berubah menjadi sebuah kupu kupu yang cantik.

Metamorfosis ulat ke kupu kupu seperti pelajaran tempaan buatku. Bahwa tidak semua yang awalnya buruk akan selalu buruk. Bahkan secara tidak kau sadari suatu saat kau akan terpesona dengan sesuatu yang kau anggap sebelah mata.


"Aku meminta pada Allah sebuah hewan yang cantik, tapi DIA memberiku sebuah ulat. Aku kecewa namun baru kusadari bahwa ulat itu telah berubah menjadi kupu kupu yang sangat cantik. Terkadang DIA tidak memberikan apa yang kau inginkan. Namun DIA selalu memberikan apa yang kau butuhkan."




No comments:

Post a Comment

Leave comment