Saat pohon dipangkas habis, aku hanya melihat dari halaman rumah sambil sesekali mengambil buah kedondong yang jatuh ditanah. Saat asyiknya memunguti buah yang jatuh, tiba - tiba sesuatu menimpa pundakku. "Pluk". Aku menoleh dan melihat apa yang ada diatas pundakku, sampai akhirnya aku teriak sekencang kencangya. Ada ulat tanpa bulu sebesar
jempol nenek ku waktu itu bertengger di atas pundakku. Mungkin si ulat bicara "Hai.. salam kenal".
Hiiii....Huek...
Aku begitu geli dan lari terbirit birit. Alih alih bukannya mencari sesuatu untuk membuang ulat itu, aku terus berlari dan berteriak mencari nenek. Setiba didepan nenek aku menangis dan berkata "Jupukken". Nenekku hanya tersenyum dan berkata "Owalah nduk - nduk ulet ae diwedeni, ga popo kok". HIYAAA.... skak mat.
Sejak hari itu aku paling pobia kalo melihat hewan satu ini. Radius 50 meter pun aku sudah bergidik dan tidak mau mendekat. Namun jika ulat itu sudah berubah menjadi kepompong aku mulai menyukainya, alasanya juga simpel. Secara tidak sengaja lagi lagi saat aku memanjat pohon srikaya didepan rumah, aku melihat sebuah kepompong yang separuh membuka. Aku terus mengamatinya sampai sebuah kupu kupu keluar dari kepompong itu dan kemudian terbang. Waow... amazing. Seperti melihat keajaiban didepan mata. Bagaimana sebuah benda yang awalnya kubenci bahkan aku tidak mau mendekat berubah menjadi sebuah kupu kupu yang cantik.
Metamorfosis ulat ke kupu kupu seperti pelajaran tempaan buatku. Bahwa tidak semua yang awalnya buruk akan selalu buruk. Bahkan secara tidak kau sadari suatu saat kau akan terpesona dengan sesuatu yang kau anggap sebelah mata.
"Aku meminta pada Allah sebuah hewan yang cantik, tapi DIA memberiku sebuah ulat. Aku kecewa namun baru kusadari bahwa ulat itu telah berubah menjadi kupu kupu yang sangat cantik. Terkadang DIA tidak memberikan apa yang kau inginkan. Namun DIA selalu memberikan apa yang kau butuhkan."
No comments:
Post a Comment
Leave comment