Disetiap kejadian pasti ada
hikmahnya. Setelah seminggu lebih dua
hari nungguin al sakit radang tenggorokan, akhirnya kini aku bisa bernafas
lega. Melihatnya tidur pulas tanpa harus menyaksikan dia bangun malam sambil
menangis batuk batuk dan susah bernafas akibat tekanan didadanya. Sedih ketika
melihatnya begitu tersiksa menahan batuk. Dengan mata yang berkaca-kaca dan
ngantuk, dia harus terbangun. Pernah suatu ketika karena lelah dan mendapati al
terbangun dimalam hari ada sedikit emosi
yang menyergap. Kenapa tidak tidur saja, hari sudah malam, kenapa harus
terbangun disaat aku harus beristirahat. Egois itu muncul dan diluar kendali. Padahal
jika aku berfikir dingin, al tidak meminta untuk bangun, rasa yang tidak enak
didadanya yang menyebabkan dia harus bangun dimalam hari. Dan itu sama sekali
bukan kemauannya. Astagfirullah.. maafkan ummi al. kenapa tidak aku ajak saja
dia berbicara, menggendongnya dan membiarkan dia tidur di pelukanku sambil
melupakan sesak didadanya akibat batuk, kenapa tidak kuceritakan padanya buku
dongeng sambil menantinya tidur kembali.
Ego memang terkadang
menghilangkan semua hal positif yang bisa saja kita lakukan saat itu. Selang tiga hari batuknya yang tak kunjung
reda, aku semakin merasa bahwa aku membutuhkan al. disamping emosi yang ada
didiriku, ada satu sisi dimana aku menginginkan al sehat, tersenyum bahagia
ketika melihatku dan beraktifitas dengan riang seperti biasanya. Tak peduli seberapapun lelahnya aku harus
terbangun tiap setengah jamnya menenangkan dia ketika batuknya kambuh. Memberikan
asi padanya ketika dia butuh kedamaian untuk meredakan rasa yang tidak enak
ditubuhnya selama sakit. Aku bahkan tak peduli sudah berapa jam aku memejamkan
mata sekedar untuk menghilangkan penat.
Dalam untaian doaku selalu
terselip namanya dan kesehatannya. Ah begitu tak berharganya apa yang kumiliki
sekarang tanpa melihat al tumbuh dengan sehat. Semuanya terasa hampa jika aku
tidak melihat senyumnya dan matanya yang berbinar ketika mengetahui sesuatu
yang baru. Semua terasa tak berarti. Aku semakin sadar, setelah menjadi seorang
ibu, seegoisnya diriku, aku tetap berharap putraku mendapatkan yang terbaik dan
tumbuh sehat. Seminggu ini memberikan hikmah yang begitu banyak padaku, betapa
aku harus banyak belajar memanage kesabaran dan mengerti arti mencintai yang
sesungguhnya. Al, jika suatu saat kau membaca ini, ummi ingin katakan satu hal,
ummi sangat mencintai al. ummi berharap al mendapatkan yang terbaik dalam hidup
dan selalu disayangin Alloh. Ummi sayang al karena Alloh. Sehat yang sayang,
masa depan yang cerah menantimu.
No comments:
Post a Comment
Leave comment