19 June 2013

Sehat ya sayang

Disetiap kejadian pasti ada hikmahnya.  Setelah seminggu lebih dua hari nungguin al sakit radang tenggorokan, akhirnya kini aku bisa bernafas lega. Melihatnya tidur pulas tanpa harus menyaksikan dia bangun malam sambil menangis batuk batuk dan susah bernafas akibat tekanan didadanya. Sedih ketika melihatnya begitu tersiksa menahan batuk. Dengan mata yang berkaca-kaca dan ngantuk, dia harus terbangun. Pernah suatu ketika karena lelah dan mendapati al terbangun dimalam  hari ada sedikit emosi yang menyergap. Kenapa tidak tidur saja, hari sudah malam, kenapa harus terbangun disaat aku harus beristirahat. Egois itu muncul dan diluar kendali. Padahal jika aku berfikir dingin, al tidak meminta untuk bangun, rasa yang tidak enak didadanya yang menyebabkan dia harus bangun dimalam hari. Dan itu sama sekali bukan kemauannya. Astagfirullah.. maafkan ummi al. kenapa tidak aku ajak saja dia berbicara, menggendongnya dan membiarkan dia tidur di pelukanku sambil melupakan sesak didadanya akibat batuk, kenapa tidak kuceritakan padanya buku dongeng sambil menantinya tidur kembali.


Ego memang terkadang menghilangkan semua hal positif yang bisa saja kita lakukan saat itu.  Selang tiga hari batuknya yang tak kunjung reda, aku semakin merasa bahwa aku membutuhkan al. disamping emosi yang ada didiriku, ada satu sisi dimana aku menginginkan al sehat, tersenyum bahagia ketika melihatku dan beraktifitas dengan riang seperti biasanya.  Tak peduli seberapapun lelahnya aku harus terbangun tiap setengah jamnya menenangkan dia ketika batuknya kambuh. Memberikan asi padanya ketika dia butuh kedamaian untuk meredakan rasa yang tidak enak ditubuhnya selama sakit. Aku bahkan tak peduli sudah berapa jam aku memejamkan mata sekedar untuk menghilangkan penat.

Dalam untaian doaku selalu terselip namanya dan kesehatannya. Ah begitu tak berharganya apa yang kumiliki sekarang tanpa melihat al tumbuh dengan sehat. Semuanya terasa hampa jika aku tidak melihat senyumnya dan matanya yang berbinar ketika mengetahui sesuatu yang baru. Semua terasa tak berarti. Aku semakin sadar, setelah menjadi seorang ibu, seegoisnya diriku, aku tetap berharap putraku mendapatkan yang terbaik dan tumbuh sehat. Seminggu ini memberikan hikmah yang begitu banyak padaku, betapa aku harus banyak belajar memanage kesabaran dan mengerti arti mencintai yang sesungguhnya. Al, jika suatu saat kau membaca ini, ummi ingin katakan satu hal, ummi sangat mencintai al. ummi berharap al mendapatkan yang terbaik dalam hidup dan selalu disayangin Alloh. Ummi sayang al karena Alloh. Sehat yang sayang, masa depan yang cerah menantimu. 

No comments:

Post a Comment

Leave comment